Pemkot PGA

Sejarah Lengkap Puri Agung Ubud: Jejak Kejayaan Kerajaan dan Warisan Budaya di Jantung Bali!

Sejarah Lengkap Puri Agung Ubud: Jejak Kejayaan Kerajaan dan Warisan Budaya di Jantung Bali!

Sejarah Lengkap Puri Agung Ubud: Jejak Kejayaan Kerajaan dan Warisan Budaya di Jantung Bali!-net: foto-

PAGARALAMPOS.COM - Puri Agung Ubud, atau dikenal juga sebagai Istana Ubud, adalah sebuah bangunan bersejarah yang menjadi simbol kejayaan dan kebudayaan kerajaan Bali, khususnya di wilayah Ubud, Gianyar.

Terletak di pusat kota Ubud, Puri ini bukan hanya tempat tinggal keluarga kerajaan, tetapi juga pusat kehidupan spiritual, seni, dan pemerintahan pada masa lalu.

Hingga kini, Puri Agung Ubud tetap menjadi destinasi wisata budaya yang memikat dan menyimpan jejak sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri.

Awal Berdirinya Puri Agung Ubud

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Gunung Sanggar: Misteri dan Jejak Waktu di Pulau Sumbawa!

Sejarah Puri Agung Ubud bermula pada abad ke-19, tepatnya pada tahun 1800-an, ketika seorang bangsawan bernama Tjokorda Putu Kandel mendirikan istana ini.

Ia adalah salah satu keturunan dari keluarga kerajaan Puri Agung Sukawati, kerajaan besar yang memiliki pengaruh luas di wilayah Bali Tengah.

Pada masa itu, Ubud mulai berkembang sebagai wilayah penting karena letaknya yang strategis di antara sungai dan perbukitan, serta menjadi pusat kehidupan agraris dan spiritual masyarakat Bali.

Pembangunan Puri dilakukan dengan memperhatikan filosofi dan konsep arsitektur Bali yang dikenal dengan nama Asta Kosala Kosali, yakni tata letak bangunan berdasarkan nilai-nilai kosmologi Hindu.

BACA JUGA:Sejarah Gunung Lesung: Antara Jejak Peradaban Kuno, Mitos Mistis, dan Keindahan Alam Bali!

Hal ini terlihat dari pembagian kawasan istana menjadi beberapa bagian yang masing-masing memiliki fungsi tertentu, seperti tempat suci, balai pertemuan, dan tempat tinggal keluarga kerajaan.

Peran Puri dalam Kehidupan Sosial dan Budaya

Puri Agung Ubud tidak hanya berperan sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya, tetapi juga sebagai pusat pemerintahan dan budaya.

Mereka memberi ruang dan dukungan kepada para seniman lokal untuk berkembang, baik dalam seni tari, lukisan, musik, maupun sastra.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait