Rumah Adat Baloy Mayo: Mitos Raja yang Menghuni Singgasana, Bukti Kuatnya Tradisi Suku Tidung di Tarakan!

PAGARALAMPOS.COM - Pada ujung utara Pulau Kalimantan, terdapat sebuah pulau kecil bernama Tarakan. pada pulau seluas 250 kilometer persegi itu, tinggal kurang lebih 250 ribu jiwa.

Di antara mereka, suku Tidung artinya masyarakat orisinil wilayah sana. namun, jumlah mereka tidak begitu banyak. Para pendatang dari Jawa serta Bugis justru banyak menghuni daerah ini. 

Meski begitu, suku Tidung pada sana terkenal begitu kuat memegang akar tradisi. pada sebuah tempat tinggal  adat bernama Baloy Mayo, para pemimpin tata cara berasal seluruh penjuru Kalimantan berkumpul di sana.

Mereka berkumpul membahas perseteruan norma yg ada pada wilayahnya.

BACA JUGA:Menjelajahi Jejak Sejarah Rumah Adat Musalaki: Mempunyai Keunikan yang Kokoh serta Fungsinya!

karena ini yg terbesar. jika yg lainnya kecil. Kita bangun dengan dana eksklusif. tidak ada dana berasal pemkot. yg berkumpul adalah semua ketua tata cara yang terdapat di Kalimantan

Tempat tinggal adat ini dibangun di 2004 sang H. Mochtar Basry Idris selaku kepala tata cara suku Tidung.

Baru pada 2006 rumah istiadat ini diresmikan oleh gubernur Kalimantan Timur-tahun 2012 berubah menjadi Provinsi Kalimantan Utara. 

Buat ketua adat, selain dipilih karena mempunyai garis keturunan dengan raja terdahulu, nyatanya masyarakat Tidung mempunyai pertimbangan tersendiri. 

BACA JUGA:Sejarah Pakaian Adat Bangka Belitung: Memiliki Karakteristik Unik yang Mencerminkan Keindahan dan Kekayaan!

Ketua norma ini karena dia jua dipilih dari rakyat Tidung sebab dipercayakan kemampuan pada segala bidang. sebab beliau pula memiliki keturunan dinasti yg ke-14 kerajaan.

Sebagai akibatnya dia yang diklaim bisa mengangkat harkat dan prestise Suku Tidung,” kentara Saparudin. 

Setelah dipilih, Saparudin menyebut sang kepala tata cara kemudian dilantik pada Bandung oleh Mendagri serta Presiden.

Dari segi bangunan, rumah tata cara Baloy Mayo berbentuk rumah panggung dengan bahan primer kayu ulin.

Sumber: