Pemkot PGA

Rumah Adat Baloy Mayo: Mitos Raja yang Menghuni Singgasana, Bukti Kuatnya Tradisi Suku Tidung di Tarakan!

Rumah Adat Baloy Mayo: Mitos Raja yang Menghuni Singgasana, Bukti Kuatnya Tradisi Suku Tidung di Tarakan!

Rumah Adat Baloy Mayo: Mitos Raja yang Menghuni Singgasana, Bukti Kuatnya Tradisi Suku Tidung di Tarakan!-foto: net-

BACA JUGA:Mendalami Secara Singkat Sejarah Candi Pawon: Fungsinya, Serta Bercorak Agama, & Peninggalan Kerajaan!

Pada bangunan utama, terdapat tiga sisi yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. terdapat yg menjadi serambi khusus pertemuan istiadat, penghakiman, dan pula serambi khusus buat memberi petuah . 

Rona emas tampak mendominasi perabotan yg terdapat dalam rumah norma, dari mulai kursi hingga bilik singgasana. di dinding bangunan yg berwarna coklat, terpajang foto-foto para keturunan raja. 

Uniknya, di antara foto para keluarga, terpampang foto Presiden jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Selain itu, pula terdapat bendera Merah Putih berdiri di sekitar singgasana.

Bila keluar berasal bangunan primer ini, terlihat bangunan-bangunan lebih kecil berjajar pada sampingnya. pada antara bangunan itu, ada yang difungsikan menjadi pusat oleh-sang spesial Kalimantan. 

BACA JUGA:Sejarah Pakaian Adat Bangka Belitung: Memiliki Karakteristik Unik yang Mencerminkan Keindahan dan Kekayaan!

Kemudian, Jika berjalan keluar, kolam-kolam ikan menjadi pemandangan apik yg banyak menarik pengunjung. Bangunan semacam balai masyarakat juga berdiri di belakangnya.

Masyarakat setempat bisa menggunakan balai tersebut buat banyak sekali macam kebutuhan. yg terbaru, balai tadi akan digunakan sebagai tempat perpisahan siswa.

Mitos raja terdahulu yang menghuni singgasana

Rumah adat Baloy Mayo nyatanya menyimpan kesakralan tersendiri. menurut penuturan Saparudin, bagi siapa pun yang mempunyai indra keenam akan mampu melihat wujud leluhur kepala adat duduk di singgasana. 

BACA JUGA:Sejarah Rumah Kajang Lako Jambi, Mempunyai Ciri Khas dan Keunikan Rumah!

Yg duduk di situ artinya raja pendahulu. jikalau ada yang punya indra keenam dia bisa melihat. jikalau aku  katakan memang tidak akan percaya. tapi, bila terdapat, itu bisa,” ungkap Saparudin. 

Selain raja, pada samping singgasana itu duduk seorang putri serta jua pengawal yang masih menjaga tempat tinggal tata cara ini.

Memang, ketika kumparan berkunjung tidak tampak pemandangan tiga tokoh yg disebutkan tadi, mungkin karena tidak punya indra keenam. 

Jarak lebih kurang 2 meter asal singgasana, ada semacam sesajen yg diberikan buat para terdahulu itu. ada kopi dan  pula bunga pada sebuah gelas berisi air. di kanan kiri sesajen ada guci-guci asal segala ukuran serta rona.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait