Menjaga Identitas Lewat Kata: Peran Bahasa dan Sastra Bali dalam Merawat Tradisi dan Spiritualitas
Bahasa dan Sastra Bali: Pilar Budaya yang Menghidupkan Kearifan Lokal dan Religiusitas-Foto: net -
Salah satu medium tulis yang masih bertahan hingga kini adalah lontar, yakni naskah yang ditulis di atas daun lontar, berisi berbagai ajaran, hukum adat, hingga cerita-cerita tradisional.
Pelestarian teknik penulisan lontar menjadi salah satu bentuk nyata upaya menjaga kelangsungan budaya Bali dalam bentuk tulisan.
Ragam Sastra Bali dan Nilai-Nilai Luhur
Sastra Bali mencakup berbagai bentuk karya, mulai dari yang bersifat filosofis hingga kisah moral kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Sejarah Bukit Teletubbies: Dari Alam Liar Menjadi Ikon Wisata Instagramable!
BACA JUGA:Sejarah Misteri Hutan Marind-Anim: Mengungkap Keajaiban Alam dan Legenda yang Hidup!
Beberapa bentuk sastra populer antara lain:
Kidung: lagu atau syair bernuansa keagamaan yang dilantunkan saat upacara adat.
Kekawin: puisi klasik yang memuat ajaran tentang kehidupan, etika, dan spiritualitas.
Satua: dongeng atau cerita rakyat yang sarat dengan pesan moral, seperti kisah Pan Balang Tamak dan I Belog yang mengajarkan nilai kejujuran dan keberanian.
Peran Sastra dalam Upacara Keagamaan
Dalam kehidupan spiritual masyarakat Bali, sastra memiliki peran penting.
BACA JUGA:Sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto: Dari Kerja Paksa Kolonial hingga Warisan Dunia UNESCO!
BACA JUGA:Terungkap Kisah Heroik Pattimura yang Disembunyikan Buku Sejarah
Doa-doa, mantra, dan teks keagamaan dalam bahasa Bali sering dibacakan dalam prosesi keagamaan, menunjukkan betapa erat hubungan antara sastra dan praktik religius.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
