Pemkot PGA

Sejarah Museum Sumpah Pemuda: Jejak Perjuangan Pemuda dalam Membangun Persatuan Bangsa!

Sejarah Museum Sumpah Pemuda: Jejak Perjuangan Pemuda dalam Membangun Persatuan Bangsa!

Sejarah Museum Sumpah Pemuda: Jejak Perjuangan Pemuda dalam Membangun Persatuan Bangsa!-net: foto-

Pada pertemuan tanggal 27–28 Oktober 1928, para peserta kongres akhirnya menyepakati sebuah ikrar bersejarah yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.

Isi sumpah tersebut menegaskan tiga hal penting: bertumpah darah satu tanah Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.

Ikrar ini kemudian menjadi fondasi penting bagi perjuangan kemerdekaan.

Setelah masa kemerdekaan, bangunan ini sempat berubah fungsi beberapa kali. Pada era 1930-an hingga 1960-an, gedung Kramat 106 digunakan sebagai rumah tinggal, kantor, hingga tempat usaha.

Baru pada tahun 1973, pemerintah menyadari nilai sejarah bangunan ini dan melakukan pemugaran agar dapat dijadikan museum.

Proses restorasi berlangsung selama dua tahun dengan tujuan mengembalikan bentuk asli bangunan seperti ketika menjadi pusat kegiatan pemuda.

Pada 20 Mei 1974, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda resmi dibuka untuk umum.

Di dalam museum, pengunjung dapat menemukan berbagai koleksi penting seperti foto-foto para tokoh pemuda, dokumen asli Kongres Pemuda II.

BACA JUGA:Jejak Panjang Peradaban Tiongkok: Dari Dinasti Kuno hingga Negara Modern

Replika ruang pertemuan, instrumen musik, pakaian tradisional daerah, hingga berbagai artefak organisasi pemuda dari berbagai wilayah Nusantara.

Salah satu koleksi terkenal adalah biola milik Wage Rudolf Supratman, komponis lagu “Indonesia Raya” yang pertama kali dimainkan secara instrumental pada Kongres Pemuda 1928.

Museum Sumpah Pemuda kini menjadi pusat edukasi sejarah yang penting bagi masyarakat, terutama generasi muda.

Melalui museum ini, pengunjung dapat memahami perjuangan panjang yang ditempuh pemuda Indonesia untuk memperjuangkan persatuan di tengah perbedaan.

Museum ini juga menjadi pengingat bahwa semangat persatuan, keberanian, dan nasionalisme yang digaungkan sejak 1928 tetap relevan hingga sekarang.

BACA JUGA:Legenda dan Sejarah Asal Usul Danau Toba, Dari Cerita Rakyat Hingga Fakta Geologi!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait