Pemkot PGA

Candi Ijo: Menguak Sejarah dan Pesona Candi Tertinggi di Yogyakarta

Candi Ijo: Menguak Sejarah dan Pesona Candi Tertinggi di Yogyakarta

Candi Ijo: Menguak Sejarah dan Pesona Candi Tertinggi di Yogyakarta-Foto: net -

Candi induk menghadap ke barat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, yang ditandai dengan adanya lingga dan yoni, simbol kesuburan dan keseimbangan kosmos dalam ajaran Hindu.

BACA JUGA:Mengulas 4 Keuntungan Bengkuang untuk Kesehatan Lambung!

Dinding candi dihiasi berbagai relief dewa-dewi dan makhluk mitologis seperti kalpataru (pohon kehidupan) serta makara, simbol penjaga kesucian tempat ibadah.

Yang menarik, pada bagian depan candi utama terdapat tiga candi perwara yang lebih kecil.

Bangunan ini diyakini digunakan sebagai tempat pemujaan bagi dewa-dewa pendamping atau simbol penjaga Candi Ijo. Setiap struktur dibangun dari batu andesit yang dipahat dengan detail menawan.

Fungsi Religius dan Filosofi

BACA JUGA:Sejarah Suku Kaili: Asal Usul, Kebudayaan, dan Peranannya dalam Kehidupan Masyarakat Sulawesi Tengah!

Candi Ijo dibangun sebagai tempat pemujaan umat Hindu yang menghormati Dewa Siwa. Namun, filosofi yang terkandung di dalamnya lebih luas, melambangkan harmoni antara manusia, alam, dan dewa.

Letaknya di dataran tinggi menggambarkan upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Simbol-simbol dalam relief dan arsitektur candi juga mencerminkan ajaran moral dan spiritual.

Misalnya, keberadaan lingga-yoni menggambarkan keseimbangan antara unsur laki-laki dan perempuan, yang menjadi dasar kehidupan manusia di bumi.

Penemuan dan Pemugaran

BACA JUGA:Inilah Sejarah Gunung Sumbing, Warisan Alam yang Menyimpan Kisah Legendaris!

Keberadaan Candi Ijo pertama kali tercatat oleh arkeolog Belanda pada akhir abad ke-19.

Namun, penelitian dan pemugaran baru dilakukan secara serius oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB Yogyakarta) pada tahun 1970-an.

Banyak bagian candi yang telah rusak akibat faktor alam dan waktu, tetapi berhasil direkonstruksi dengan teliti sehingga bentuk aslinya dapat kembali dinikmati.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait