Menyusuri Legenda Gunung Bromo dan Suku Tengger Hingga Tradisi Kasada, Wajib Kalian Ketahui!
Menyusuri Legenda Gunung Bromo dan Suku Tengger Hingga Tradisi Kasada, Wajib Kalian Ketahui!-pagaralam pos-kolase
PAGARALAMPOS.COM - Gunung Bromo merupakan salah satu sebuah objek wisata alam di Jawa Timur yang banyak dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Gunung ini tergolong gunung yang masih aktif dengan sebuah aktifitas letusan 30 tahun sekali sejak abad 20.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sebuah sumber, dahulu gunung ini konon terbentuk dari letusan Gunung Tengger.
Legenda Gunung Bromo dan Suku Tengger Hingga Tradisi Kasada
BACA JUGA:Sejarah Museum Islam Ternate: Jejak Kejayaan Kesultanan dan Warisan Peradaban Islam di Maluku Utara!
Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi aktif di Jawa Timur yang terkenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kisah legendaris yang melekat kuat dalam budaya Suku Tengger.
Hingga kini, masyarakat setempat masih menjaga tradisi turun-temurun yang dikenal dengan Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo, sebuah bentuk persembahan suci kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur mereka.
Asal Usul Suku Tengger
Suku Tengger mendiami kawasan sekitar Gunung Bromo, meliputi wilayah Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Nama "Tengger" diyakini berasal dari gabungan nama Roro Anteng dan Joko Seger, dua tokoh legendaris dalam cerita rakyat yang dipercaya sebagai leluhur masyarakat Tengger.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Suku Kei: Jejak Leluhur, Budaya, dan Hukum Adat Larvul Ngabal!
Suku Tengger dikenal sebagai masyarakat yang memegang teguh ajaran Hindu Dharma peninggalan Kerajaan Majapahit. Mereka hidup sederhana, menjunjung tinggi adat, serta menjaga keharmonisan dengan alam. Hingga hari ini, mereka mempertahankan kepercayaan dan tradisi yang sarat nilai spiritual.
Legenda Gunung Bromo: Kisah Roro Anteng dan Joko Seger
Legenda Gunung Bromo bermula dari kisah pasangan suami istri Roro Anteng (putri dari keturunan Majapahit) dan Joko Seger (seorang pemuda sederhana namun berjiwa luhur). Mereka menikah dan menjadi pemimpin di wilayah Tengger.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
