Bukit Wairinding: Keindahan Sabana Eksotis yang Menyatu dengan Budaya Sumba
Bukit Wairinding: Keindahan Sabana Eksotis yang Menyatu dengan Budaya Sumba-Foto: net -
Sejak saat itu, kawasan ini berkembang menjadi destinasi wisata unggulan di Sumba Timur. Pemerintah dan warga sekitar mulai mengelola kawasan tersebut secara mandiri, tetap berupaya menjaga keaslian alamnya.
Saat musim hujan, sabana berubah menjadi hijau segar, sedangkan di musim kemarau, warnanya berganti menjadi kuning keemasan yang dramatis.
Ekowisata dan Pelestarian Alam
Bertambahnya jumlah wisatawan membawa dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar, terutama bagi penyedia jasa pemandu, penjual kuliner, dan penyewaan kuda.
Namun, peningkatan kunjungan juga menimbulkan tantangan lingkungan, seperti risiko erosi, sampah plastik, dan menurunnya vegetasi alami.
BACA JUGA: Jejak Peradaban Hindu di Sumatera Selatan: Sejarah dan Keunikan Candi Bumi Ayu
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa komunitas lokal mulai menerapkan konsep ekowisata. Mereka membatasi jumlah pengunjung pada waktu tertentu, menyediakan fasilitas kebersihan, dan mengedukasi wisatawan agar turut menjaga kelestarian alam sabana.
Pesona Abadi Bukit Wairinding
Meski kini banyak bermunculan destinasi wisata baru, Bukit Wairinding tetap memiliki daya tarik yang tak tergantikan.
Lanskapnya yang sederhana namun megah menyuguhkan pengalaman batin tersendiri bagi setiap pengunjung. Saat matahari tenggelam, sinar jingga yang membelai kontur bukit menciptakan pemandangan yang menyerupai lukisan alam.
Bagi banyak orang, perjalanan ke Wairinding bukan hanya untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga menjadi refleksi diri — tentang hubungan manusia, alam, dan budaya yang hidup berdampingan dalam harmoni.
Di sanalah kisah sejarah, kearifan lokal, dan keagungan alam Sumba Timur berpadu menjadi satu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
