Sejarah Suku Bajo: Jejak Pengembara Laut dan Identitas Maritim Nusantara!
Sejarah Suku Bajo: Jejak Pengembara Laut dan Identitas Maritim Nusantara!-Net: foto-
Ciri khas Suku Bajo adalah tradisi hidup di atas perahu. Pada masa lalu, mereka tinggal di rumah-rumah rakit yang terapung di atas laut atau perahu kecil yang disebut lepa-lepa.
Dari tempat tinggal tersebut, mereka berpindah dari satu pulau ke pulau lain untuk mencari ikan, kerang, atau hasil laut lainnya.
Kehidupan maritim ini membentuk identitas mereka sebagai pelaut ulung. Kemampuan navigasi mereka sangat terkenal, bahkan sebelum teknologi modern berkembang.
Orang Bajo mampu membaca arah angin, arus laut, dan bintang untuk menentukan perjalanan.
BACA JUGA:Sejarah Bukit Soeharto: Hutan Lindung dan Jejak Perjalanan Waktu di Kalimantan Timur!
Keterampilan ini diwariskan secara turun-temurun, menjadikan mereka sebagai salah satu komunitas bahari yang tangguh di dunia.
Peran dalam Perdagangan Laut Nusantara
Sejarah Nusantara tidak bisa dilepaskan dari perdagangan laut. Dalam hal ini, Suku Bajo memainkan peran penting.
Mereka bukan hanya nelayan, tetapi juga menjadi penghubung jalur perdagangan antarwilayah.
Dengan perahu layar tradisional, orang Bajo mengangkut hasil laut seperti teripang, mutiara, dan ikan kering untuk ditukar dengan beras, kain, maupun barang kebutuhan sehari-hari.
Pada masa kerajaan-kerajaan maritim, seperti Kesultanan Gowa-Tallo di Sulawesi Selatan dan Kesultanan Ternate-Tidore di Maluku, Suku Bajo sering kali menjadi bagian dari armada laut kerajaan.
Keahlian mereka dalam berlayar membuatnya dipercaya untuk menjaga jalur perairan dan mendukung aktivitas perdagangan.
Hubungan dengan Laut dalam Aspek Budaya
BACA JUGA:Penantian 8 Tahun, Balai Desa Candi Jaya Segera Direhab
Bagi Suku Bajo, laut bukan sekadar tempat mencari nafkah, melainkan juga bagian dari identitas dan kepercayaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
