Menyelami Sejarah Kelenteng Tay Kak Sie: Warisan Ibadah dan Tradisi Tionghoa di Kota Semarang
Menyelami Sejarah Kelenteng Tay Kak Sie: Warisan Ibadah dan Tradisi Tionghoa di Kota Semarang-Foto: net -
Arsitektur dan Keunikan
Arsitektur Tay Kak Sie menonjolkan ciri khas tradisional Tiongkok dengan dominasi warna merah dan emas, simbol keberuntungan dan kemakmuran. Atapnya melengkung dihiasi naga, burung hong, dan ornamen dengan makna filosofis.
Di dalam kelenteng, aroma dupa dan lantunan doa menciptakan suasana sakral. Salah satu keunikan kelenteng ini adalah keberadaan patung Sam Po Kong, meskipun Laksamana Cheng Ho memiliki kelenteng lain di Gedung Batu.
Patung ini menunjukkan penghormatan mendalam umat Tionghoa terhadap jasa Cheng Ho di Nusantara.
BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat
Peran dalam Kehidupan Sosial dan Budaya
Tay Kak Sie juga menjadi pusat pelestarian tradisi. Setiap tahun, kelenteng menggelar perayaan besar seperti Imlek dan Cap Go Meh, lengkap dengan atraksi budaya seperti barongsai dan liong.
Selain itu, kelenteng menjadi destinasi wisata religi yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati arsitektur, nuansa spiritual, dan mempelajari sejarah komunitas Tionghoa di Semarang.
BACA JUGA:Pemberontakan yang Mengancam Eksistensi Bangsa Indonesia: Sejarah yang Hampir Hilang
Tay Kak Sie di Masa Kini
Hingga saat ini, kelenteng tetap terawat dan aktif digunakan. Pengurus serta komunitas Tionghoa setempat berperan penting dalam menjaga kelestariannya.
Tay Kak Sie kini juga menjadi bagian dari wisata heritage Pecinan Semarang, menunjukkan bagaimana tradisi, spiritualitas, dan kebersamaan dapat bertahan meski zaman terus berkembang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
