Sejarah Kelenteng Tay Kak Sie: Pusat Ibadah dan Warisan Budaya Tionghoa di Semarang!
Sejarah Kelenteng Tay Kak Sie: Pusat Ibadah dan Warisan Budaya Tionghoa di Semarang!-net :foto-
BACA JUGA:Jejak Sejarah, Filosofi, dan Simbol Kepemimpinan Suku Ende-Lio di Nusa Tenggara Timur
Kelenteng Tay Kak Sie juga menjadi tempat penyimpanan berbagai patung dewa dari kelenteng-kelenteng lain yang sudah tidak berfungsi.
Hal ini menjadikan Tay Kak Sie sering disebut sebagai “kelenteng induk” di Semarang karena menampung begitu banyak dewa dan menjadi rujukan utama bagi umat Tri Dharma.
Arsitektur dan Keunikan
Dari segi arsitektur, Kelenteng Tay Kak Sie menampilkan ciri khas bangunan tradisional Tiongkok dengan dominasi warna merah dan emas yang melambangkan keberuntungan serta kemakmuran.
BACA JUGA:Kota Tua dan Kisah Cinta Abadi yang Selalu Bikin Hati Rindu untuk Kembali
Atapnya melengkung indah dengan hiasan naga, burung hong, dan ornamen khas yang sarat makna filosofis.
Di dalam kelenteng, aroma dupa yang membumbung tinggi menambah suasana sakral, sementara lantunan doa membuat pengunjung dapat merasakan ketenangan.
Keunikan lainnya adalah adanya patung Sam Po Kong di dalam kelenteng ini, meskipun Sam Poo Kong memiliki kelenteng tersendiri di kawasan Gedung Batu, Semarang.
Kehadiran patung tersebut menandakan penghormatan mendalam umat Tionghoa terhadap Laksamana Cheng Ho yang pernah berlayar dan menyebarkan pengaruh kebajikan di wilayah Nusantara.
BACA JUGA:Teknologi Global Kini Membawa Manusia Menembus Batas Luar Angkasa
Peran dalam Kehidupan Sosial Budaya
Selain sebagai tempat ibadah, Tay Kak Sie juga berperan penting dalam menjaga tradisi masyarakat Tionghoa di Semarang.
Setiap tahun, berbagai perayaan besar digelar di kelenteng ini, salah satunya adalah perayaan Imlek dan Cap Go Meh.
Pada momen tersebut, kelenteng dipenuhi umat dan pengunjung yang ingin bersembahyang sekaligus menikmati atraksi budaya, seperti barongsai, liong, hingga arak-arakan patung dewa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
