Sejarah Manila: Dari Maynilad, Masa Kolonial, Hingga Metropolitan Modern!

BACA JUGA:Sejarah Misteri Pulau Nusa Barong: Cagar Alam Sakral di Selatan Jember!

Sejak saat itu, kota ini berkembang menjadi pelabuhan internasional yang sangat penting, khususnya dalam perdagangan antara Asia dan Amerika melalui jalur Galleon Trade.

Salah satu peninggalan terbesar dari masa Spanyol adalah Intramuros, sebuah kota benteng yang dibangun sebagai pusat administrasi dan pertahanan.

Intramuros hingga kini masih menjadi ikon sejarah Manila. Di balik tembok kota ini, berdiri gereja-gereja besar, sekolah, dan bangunan kolonial yang menjadi saksi perjalanan ratusan tahun penjajahan Spanyol.

Selain itu, pengaruh Spanyol juga kuat dalam hal agama. Mayoritas masyarakat Filipina hingga sekarang beragama Katolik, hasil dari misi penyebaran iman yang dilakukan oleh para misionaris sejak abad ke-16.

BACA JUGA:Sejarah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah: Ikon Megah Sungai Siak dan Simbol Kebanggaan Masyarakat

Masa Perdagangan Galleon

Pada abad ke-16 hingga abad ke-19, Manila menjadi pusat jalur perdagangan penting yang dikenal sebagai Manila–Acapulco Galleon Trade.

Jalur ini menghubungkan Manila dengan Acapulco, Meksiko, dan membawa barang-barang berharga dari Asia seperti sutra, rempah-rempah, keramik, dan perhiasan ke benua Amerika.

Sebaliknya, perak dari Amerika masuk ke Asia melalui Manila.

BACA JUGA:Sejarah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah: Ikon Megah Sungai Siak dan Simbol Kebanggaan Masyarakat

Perdagangan ini menjadikan Manila sebagai salah satu kota terkaya di Asia Tenggara pada masa itu, meskipun manfaat ekonominya sebagian besar dinikmati oleh Spanyol dan pihak kolonial.

Pengaruh Amerika dan Jepang

Kekuasaan Spanyol atas Manila berakhir setelah Perang Spanyol–Amerika pada tahun 1898. Amerika Serikat kemudian mengambil alih Filipina, termasuk Manila.

Pada masa ini, Amerika memperkenalkan sistem pendidikan modern, memperluas infrastruktur, dan membangun jalan-jalan baru.

Sumber: