Mengulas Sejarah Kerajaan Medang Kamulan, Kejayaan dan Warisan Kerajaan Purba Jawa Timur

Keruntuhan dan Peristiwa Pralaya

Pada tahun sekitar 1016 M, peristiwa penting yang disebut Pralaya Medang terjadi: Istana (ibu kota) diserbu oleh Raja Wurawari yang didukung oleh Sriwijaya ketika sedang berlangsung upacara pernikahan antara putri Dharmawangsa dengan Airlangga. Raja Dharmawangsa dan sebagian besar keluarga kerajaan tewas. 

Hanya Airlangga yang lolos, kemudian diasingkan sementara, lalu kembali bangkit dan menobatkan diri sebagai raja pada tahun 1019 M. Ia mendirikan Kekuasaan Kahuripan, yang menjadi penerus serta basis kerajaan kembali. 

BACA JUGA:Sejarah Museum Prabu Geusan Ulun: Mewarisi Warisan Kerajaan Sumedang Larang di Kabupaten Sumedang!

Peninggalan dan Warisan Budaya

Prasasti‑prasasti: Sejumlah prasasti seperti Prasasti Paradah, Prasasti Anjuk Ladang, Prasasti Bangil, Prasasti Lor, Prasasti Kalkuta, dan prasasti-prasasti lainnya menjadi sumber utama pengetahuan sejarah Medang Kamulan. 

Situs dan infrastruktur: Peninggalan berupa candi-candi (perlahan kadang terkait), jalur‑jalur perdagangan, pelabuhan, jalan serta sistem irigasi dan bendungan yang mendorong produktivitas sektor pertanian. 

Pengaruh budaya dan agama: Keberagaman aliran kepercayaan terutama Hindu Siwa dan Buddha dalam satu wilayah, toleransi antaragama, serta karya sastra dan kesusastraan Jawa kuno yang berkembang di masa ini. 

Relevansi dan Pentingnya Pelestarian Sejarah

Keberadaan Kerajaan Medang Kamulan membantu memperjelas transisi sejarah dari Mataram Kuno ke kerajaan‑kerajaan berikutnya seperti Kahuripan, Kediri, Jenggala. Memahami akar budaya dan politik ini membantu memperkuat identitas lokal masyarakat Jawa Timur hari ini.

Peninggalan-peninggalan fisik dan tulisan perlu dijaga, dilestarikan, dan diteliti lebih lanjut agar tidak hilang atau rusak, serta agar generasi muda bisa memahami akar sejarah dan kebudayaannya.

Sumber: