Pemkot PGA

Betang Dayak: Rumah Panjang yang Menyimpan Nilai Kebersamaan dan Tradisi

Betang Dayak: Rumah Panjang yang Menyimpan Nilai Kebersamaan dan Tradisi

Betang Dayak: Rumah Panjang yang Menyimpan Nilai Kebersamaan dan Tradisi-Foto: net -

PAGARALAMPOS.COM - Indonesia terkenal dengan kekayaan budaya yang beragam, termasuk arsitektur tradisional yang unik di setiap daerah.

Salah satu rumah adat yang menarik perhatian adalah rumah Betang, tempat tinggal tradisional masyarakat Dayak di Kalimantan.

Rumah ini tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan nilai sosial, kearifan lokal, dan pandangan hidup masyarakat Dayak yang diwariskan secara turun-temurun.

Asal-Usul Rumah Betang

Rumah Betang muncul sebagai bentuk adaptasi masyarakat Dayak terhadap lingkungan Kalimantan yang dipenuhi hutan lebat, sungai besar, dan curah hujan tinggi. Desain rumah panggung tinggi dipilih agar terlindung dari banjir, hewan buas, dan gangguan musuh di masa lampau.

Secara etimologis, "betang" berarti rumah besar. Sesuai namanya, rumah ini dibangun dengan ukuran panjang dan luas sehingga mampu menampung banyak keluarga dalam satu ikatan sosial yang erat.

BACA JUGA:Ketika Sejarah Indonesia Nyaris Punah: Kisah Pemberontakan yang Terlupakan

BACA JUGA:Pemberontakan yang Mengancam Eksistensi Bangsa Indonesia: Sejarah yang Hampir Hilang

Konsep hidup komunal ini menegaskan rumah Betang sebagai simbol kebersamaan yang penting bagi masyarakat Dayak.

Bentuk dan Struktur Arsitektur

Rumah Betang biasanya berbentuk panggung dengan ketinggian antara 3 hingga 5 meter dari tanah. Ketinggian ini juga dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan hasil panen dan perlindungan hewan ternak.

Panjang rumah dapat mencapai puluhan hingga ratusan meter, dengan lebar sekitar 30 meter, sehingga dapat menampung puluhan hingga ratusan penghuni yang masih terikat kekerabatan.

Di dalamnya, setiap keluarga memiliki ruang masing-masing, sementara bagian tengah rumah difungsikan sebagai area berkumpul, bermusyawarah, dan menyelenggarakan upacara adat.

Tangga rumah dibuat dari batang kayu besar yang diukir dan memiliki jumlah ganjil, sesuai kepercayaan masyarakat Dayak bahwa angka ganjil membawa keberuntungan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: