Sejarah Suku Sabu, Asal-Usul Kepercayaan Tradisional Bahasa dan Warisan Budaya Masyarakat!
Sejarah Suku Sabu: Asal-Usul, Kepercayaan Tradisional, Bahasa, dan Warisan Budaya Masyarakat!-net:foto-
Bahasa Sabu termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dengan dialek yang khas. Bahasa ini diperkaya dengan sastra lisan berupa nyanyian, syair, dan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun.
Salah satu bentuk sastra lisan yang terkenal adalah deda atau ungkapan puitis yang sering digunakan dalam acara adat. Melalui deda, nilai moral, sejarah, dan kearifan lokal dijaga agar tidak hilang ditelan zaman.
Selain itu, masyarakat Sabu memiliki tradisi menyampaikan kisah leluhur melalui cerita-cerita rakyat.
Kisah ini tidak hanya menghibur, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pendidikan untuk generasi muda agar mereka tetap mengenal akar budaya sendiri.
BACA JUGA:Ngulik Bareng, Yuk Ungkap Kisah Perang Laut di Teluk yang Lama Terkubur Waktu
Kehidupan Ekonomi
Sebagai masyarakat yang tinggal di pulau kecil dengan lahan terbatas, Suku Sabu mengandalkan pertanian tadah hujan sebagai sumber utama penghidupan.
Tanaman yang sering ditanam antara lain jagung, padi ladang, ubi, dan kacang-kacangan. Selain bertani, mereka juga menggantungkan hidup pada peternakan, terutama kambing, sapi, dan kuda.
Kuda Sabu dikenal tangguh dan sering digunakan sebagai hewan transportasi maupun dalam kegiatan adat.
Selain pertanian dan peternakan, masyarakat Sabu juga pandai dalam kerajinan tangan.
Tenun ikat Sabu, misalnya, memiliki motif khas dengan warna-warna alami yang dihasilkan dari bahan tumbuhan.
Tenun ini tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga memiliki makna simbolis dalam acara adat dan perkawinan.
BACA JUGA:Ngulik Bareng, Yuk Ungkap Kisah Perang Laut di Teluk yang Lama Terkubur Waktu
Warisan Budaya dan Tantangan Modernisasi
Hingga kini, Suku Sabu masih memegang teguh adat istiadat yang diwariskan leluhur.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
