Pemkot PGA

Menelusuri Sejarah Suku Abui: Jejak Leluhur dan Pelestarian Budaya di Pulau Alor!

Menelusuri Sejarah Suku Abui: Jejak Leluhur dan Pelestarian Budaya di Pulau Alor!

Menelusuri Sejarah Suku Abui: Jejak Leluhur dan Pelestarian Budaya di Pulau Alor!-net: foto-

BACA JUGA:Sejarah dan Peran Jembatan Batanghari dalam Pembangunan Infrastruktur Kota Jambi

Bagi masyarakat Abui, bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga media untuk menyampaikan nilai-nilai, legenda, dan hukum adat.

Banyak istilah dalam bahasa Abui yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Indonesia, karena mengandung makna filosofis dan budaya yang mendalam.

Struktur Sosial dan Kehidupan Masyarakat

Suku Abui menganut sistem sosial yang berlandaskan ikatan kekerabatan dan adat istiadat.

BACA JUGA:Sejarah dan Peran Jembatan Batanghari dalam Pembangunan Infrastruktur Kota Jambi

Kepala suku atau tetua adat memegang peran penting dalam mengatur kehidupan masyarakat, mulai dari pembagian lahan, penyelesaian sengketa, hingga pelaksanaan upacara adat.

Hukum adat (huk abui) menjadi pedoman utama dalam mengatur tata kehidupan bersama.

Perekonomian tradisional Suku Abui sebagian besar bertumpu pada pertanian ladang dan berburu.

Mereka menanam jagung, ubi, dan kacang-kacangan sebagai makanan pokok, sementara berburu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan protein.

BACA JUGA:Jejak Tradisi dan Kehidupan Suku Abui, Penjaga Pegunungan Alor yang Kuat

Selain itu, masyarakat Abui juga dikenal sebagai pengrajin ulung, khususnya dalam pembuatan kain tenun ikat dengan motif khas yang sarat makna simbolis.

Kepercayaan dan Upacara Adat

Sebelum masuknya agama Kristen dan Islam, Suku Abui menganut kepercayaan animisme, dengan keyakinan pada roh leluhur dan kekuatan alam.

Mereka percaya bahwa gunung, hutan, dan sumber air memiliki penjaga gaib yang harus dihormati.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait