Catatan Kolonial Menyebutnya Lain, Tapi Rakyat Mengenalnya Sebagai Ibu Negeri
Catatan Kolonial Menyebutnya Lain, Tapi Rakyat Mengenalnya Sebagai Ibu Negeri--
BACA JUGA:Sejarah Danau Labuan Cermin: Keindahan Dua Rasa di Kalimantan Timur!
Di Sumedang ia wafat dalam keheningan tanpa sorotan media tanpa upacara negara.
Tapi namanya terus hidup dari mulut ke mulut dari generasi ke generasi.
Tidak ada patung besar atau tugu mewah yang dibangun atas namanya waktu itu.
Tapi ia sudah terukir di hati rakyat sebagai Ibu Negeri.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Gunung Tambora: Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia!
Hari ini kita mengenang Cut Nyak Dhien dengan bangga.
Tapi kisahnya bukan hanya untuk dihafal dan dilupakan setelah ujian sejarah.
Ia adalah pengingat bahwa perempuan bisa jadi garda terdepan tanpa harus kehilangan kelembutannya.
Ia membuktikan bahwa keberanian tidak mengenal jenis kelamin.
BACA JUGA:Misteri Candi Ngetos: Peninggalan Bersejarah dari Era Majapahit
Mereka yang dulu mencatatnya sebagai pengacau mungkin tidak tahu betapa besar pengaruhnya bagi bangsa ini.
Tapi kita tahu bahwa bangsa besar tidak hanya dibentuk oleh senjata tapi juga oleh semangat perempuan yang melawan.
Ia tak pernah meminta dikenang tapi dunia akhirnya tak bisa melupakannya.
BACA JUGA:Danau Nodi, Keindahan Tersembunyi di Banggai yang Sarat Sejarah
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
