Jejak Budaya dan Perjuangan dalam Monumen Potlot Blitar: Simbol Kebangkitan Musik Lokal

PAGARALAMPOS.COM - Di pusat Kota Blitar, Jawa Timur, terdapat sebuah monumen yang unik dan menjadi kebanggaan masyarakat setempat sekaligus bukti bahwa musik merupakan bagian penting dari warisan budaya.

Monumen ini dikenal dengan nama Monumen Potlot, yang memiliki hubungan erat dengan musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals, dan grup musiknya, Kantata Takwa, yang berperan besar dalam dunia musik serta gerakan sosial pada era 1990-an.

Asal Usul Nama “Potlot”

Nama “Potlot” berasal dari Gang Potlot di Jakarta Selatan, yang sejak tahun 1980-an dikenal sebagai pusat berkumpulnya musisi rock dan pop progresif, khususnya grup Slank.

Namun, di Blitar, nama Potlot lebih melambangkan semangat perjuangan, kreativitas, dan kebebasan berekspresi dalam seni dan musik.

BACA JUGA:Sejarah Candi Bumi Ayu: Jejak Hindu di Tanah Sumatera Selatan!

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Candi Arjuna: Warisan Hindu Tertua di Dataran Tinggi Dieng!

Monumen ini dibangun sebagai penghormatan bagi para musisi yang telah menginspirasi perubahan melalui karya-karya mereka.

Latar Belakang Pendirian

Monumen Potlot Blitar bukanlah hasil proyek pemerintah pusat, melainkan buah inisiatif komunitas pecinta musik dan aktivis budaya lokal.

Mereka ingin menghadirkan ruang penghormatan untuk para seniman yang karya-karyanya sarat dengan kritik sosial dan inspirasi.

Tokoh seperti Iwan Fals dan Sawung Jabo, bersama anggota Kantata Takwa, dikenal sebagai suara rakyat melalui lagu-lagu yang mencerminkan realitas sosial dan ketidakadilan.

Pembangunan monumen ini dimulai pada awal 2000-an, seiring dengan semangat reformasi yang sedang berkobar di Indonesia.

Blitar, sebagai kota kelahiran Proklamator Bung Karno, dipandang tepat untuk menjadi lokasi simbol perjuangan lewat jalur musik.

Sumber: