Puri Saren Agung Ubud: Simbol Kemegahan Masa Lalu yang Tetap Menyatu dalam Kehidupan Masyarakat Bali

Rumah bagi Keluarga Kerajaan

Hingga saat ini, keturunan bangsawan Ubud masih tinggal di Puri Saren Agung. Mereka tetap menjalankan peran penting sebagai pelestari adat dan budaya setempat.

Salah satu tokoh berpengaruh dalam menjaga warisan ini adalah Tjokorda Gde Agung Sukawati, yang juga dikenal sebagai pelopor kemajuan seni dan budaya Ubud pada era modern.

Melalui dedikasi beliau dan para penerusnya, Ubud berkembang menjadi pusat seni dunia yang menarik perhatian seniman dari berbagai belahan dunia untuk datang, berkarya, dan berbagi.

Destinasi Wisata Budaya di Jantung Ubud

Puri Saren kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pariwisata budaya Bali. Setiap malam, halaman puri disulap menjadi panggung seni yang memukau, menampilkan tarian-tarian tradisional seperti Legong, Barong, dan tari klasik lainnya dengan latar megah arsitektur puri yang diterangi lampu temaram.

BACA JUGA:Sejarah Danau Ranau: Keindahan Alam dan Warisan Geologi di Perbatasan Sumatera Selatan dan Lampung

BACA JUGA:Rekomendasi Wisata Pekanbaru: Menjelajahi Pesona Alam, Budaya, dan Sejarah di Ibu Kota Riau!

Pertunjukan ini bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga menjadi bagian dari pelestarian budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Ubud.

Benteng Terakhir Warisan Leluhur

Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, Puri Saren Agung berdiri tegak sebagai simbol kelestarian budaya Bali.

Upacara-upacara adat tetap dijalankan secara rutin, nilai-nilai warisan leluhur terus diajarkan, dan tradisi tetap dijunjung tinggi oleh masyarakat sekitar.

Keberadaan puri ini menjadi penanda bahwa budaya dan warisan nenek moyang dapat tetap bertahan di tengah perkembangan zaman, bahkan menjadi kekuatan utama dalam menjaga identitas masyarakat Bali, khususnya di Ubud.

Sumber: