Tongkonan Toraja: Warisan Arsitektur Tradisional yang Kaya Makna Filosofis
Tongkonan Toraja: Warisan Arsitektur Tradisional yang Kaya Makna Filosofis-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Budaya dan tradisi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Toraja dan tetap dijaga kelestariannya hingga sekarang.
Salah satu warisan budaya yang menarik perhatian adalah rumah adat khas Sulawesi Selatan yang disebut Tongkonan.
Awalnya, rumah Tongkonan dibangun dengan dinding dari batu dan atap dari daun. Seiring waktu, rumah ini berkembang dengan menggunakan struktur tiang segitiga sebagai langkah transisi menuju bentuk rumah dengan empat tiang utama.
Rumah ini kemudian dihias dengan berbagai ornamen sebagai penanda status sosial pemiliknya.
Semakin banyak tanduk kerbau yang dipasang di atap, semakin tinggi pula posisi sosial sang pemilik.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Tugu Batu Sawangan Depok: Warisan Leluhur yang Tersembunyi di Tengah Modernisasi!
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Tugu Thomas Parr: Jejak Kolonial di Tanah Bengkulu!
Tongkonan terdiri dari dua bagian utama: banua sura’, yaitu rumah berukir, dan rumah utama atau lumbung yang juga memiliki ukiran, keduanya melambangkan pasangan suami istri.
Selain itu, ada bagian lain seperti lumbung tanpa ukiran, lemba, serta rumah panggung berukuran besar.
Dalam kompleks Tongkonan, banua dan alang memiliki makna simbolik sebagai representasi orang tua. Banua dianggap sebagai ibu yang melindungi anak-anaknya, sementara alang melambangkan ayah yang menjadi penopang keluarga.
Kedua bangunan ini biasanya saling berhadapan dan memiliki fungsi berbeda.
BACA JUGA:Sejarah Perjalanan Tugu Juang Siliwangi: Simbol Keteguhan dan Semangat Perjuangan Rakyat Sunda!
BACA JUGA:Sejarah Tugu Raja Sibarani: Jejak Leluhur dan Simbol Pemersatu Marga di Tanah Batak!
Alang berfungsi sebagai tempat menyimpan padi yang masih bertangkai dengan tiang dari kayu palem agar tikus tidak masuk.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
