Pemkot PGA

Bagaimana Sejarah Masjid Sunan Kalijaga di Gunung Kidul yang Jadi Saksi Penyebaran Islam di Tanah Jawa

Bagaimana Sejarah Masjid Sunan Kalijaga di Gunung Kidul yang Jadi Saksi Penyebaran Islam di Tanah Jawa

Saksi Penyebaran Islam di Tanah Jawa,Sejarah Masjid Sunan Kalijaga di Gunungkidul-net-

Dan Tajuk yang dibangun oleh Sunan Kalijaga ini digunakan Ki Ageng Pemanahan untuk beribadah saat tiba waktu salat.

Jarak Tajuk sekitar beberapa ratus meter dari lokasi bertapa yang kini dikenal dengan nama Kembanglampir. Saat ini Kembang Lampir juga menjadi situs ziarah yang banyak dikunjungi. Seiring waktu, masyarakat sekitar mulai memanfaatkan Tajuk tersebut.

Masyarakat merawat warisan Sunan Kalijaga tersebut dari generasi ke generasi. Ketika penjajahan Belanda terjadi, kubah Tajuk sempat hilang. Kehilangan kubah yang terbuat dari tanah liat tersebut diakibatkan oleh tindakan tentara Belanda.

Kubah tersebut lenyap tanpa jejak setelah Tajuk dibakar oleh penjajah.

BACA JUGA:Bukti Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa, Inilah Sejarah Masjid Sunan Kalijaga di Gunungkidul

Diceritakan bahwa saat Belanda sedang mencari orang-orang yang dianggap bersalah, setiap kali bersembunyi di Tajuk, mereka selalu selamat.

Dengan bantuan mata-mata Belanda, akhirnya terungkap bahwa tempat persembunyian mereka berada di dalam Tajuk.

“Sehingga untuk mencegah Tajuk digunakan sebagai tempat bersembunyi, lalu dibakarlah Tajuk itu,” katanya.

Ketika hendak dibangun lagi, masyarakat tidak memiliki kubah untuk menutupi atap. Maka, warga berinisiatif untuk membeli kubah baru di Klaten. Marjiyo melanjutkan ceritanya, tiga komunitas berangkat untuk membeli kubah baru. Dalam perjalanan, ketiganya bertemu seseorang yang membawa kubah.

“Setelah menyampaikan niat untuk membeli kubah, orang tersebut menawarkan kubah yang dibawanya,” tambah Marjiyo.

Maka terjadilah kesepakatan untuk membeli kubah tersebut. Namun saat ketiga pria itu menunduk untuk meraih uang yang disembunyikan di balik baju, orang misterius penjual kubah itu tiba-tiba menghilang.

Mereka kemudian menduga orang tersebut adalah Sunan Kalijaga. Kubah yang berhasil didapatkan diyakini sebagai kubah yang hilang saat Tajuk dibakar oleh penjajah. Kubah itu masih terpasang hingga saat ini. Kubah Masjid Sunan Kalijaga tetap terjaga dengan baik hingga sekarang.

Kubah tua ini dipercaya merupakan bagian yang dipasang sejak bangunan pertama kali dibangun. Seiring berjalannya waktu, bangunan Tajuk mengalami perluasan. Menurut Marjiyo, restorasi telah dilakukan setidaknya tiga kali. Dua dari pemugaran yang dia ingat berlangsung pada tahun 1982 dan 1998.

Saat ini, ukuran masjid adalah 9 x 16 meter persegi. Terdiri dari satu bangunan masjid utama dan serambi. Dahulu, masyarakat di desa sekitar menjadikannya sebagai pusat kegiatan ibadah terbesar. Bahkan, sebagian orang dari luar desa juga turut beribadah di masjid ini.

Karena jumlah bangunan masjid yang terus bertambah, saat ini masjid Sunan Kalijaga hanya digunakan oleh penduduk di Padukuhan Blimbing saja.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait