Perang Irak 2003 Saat Dunia Menyaksikan Sebuah Negara Terpecah
--
PAGARALAMPOS.COM - Ada hari-hari ketika dunia hanya punya dua warna hitam dan putih Saddam Hussein, bagi Amerika Serikat, adalah hitam pekat tanpa abu-abu.
Lalu, datanglah tahun 2003 Sebuah koalisi pimpinan AS memutuskan untuk menyalakan api.
Mereka datang bukan hanya dengan rudal jelajah dan pasukan elit, tapi juga dengan janji “Kami akan bawa demokrasi.”
Irak, negara dengan sejarah ribuan tahun dan tanah tempat lahirnya peradaban Mesopotamia, dijadikan panggung teatrikal untuk menjatuhkan satu orang.
BACA JUGA:Sejarah Benteng Kedung Cowek: Warisan Pertahanan dan Perjuangan di Surabaya!
Tapi seperti semua drama politik, cerita ini tak berakhir di klimaks Justru kekacauan baru dimulai saat tiran itu tumbang.
Washington, saat itu dipimpin Presiden George W. Bush, mempresentasikan "senjata pemusnah massal" sebagai alasan utama invasi.
Tapi senjata itu tak pernah ditemukan.
Yang jelas, perang dimulai pada 20 Maret 2003 Hanya dalam waktu tiga minggu, Baghdad jatuh.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Benteng Pandjoenan: Pilar Sejarah Perjuangan di Cianjur!
Patung Saddam ditarik jatuh di depan kamera-kamera internasional.
Dunia menyaksikan momen simbolik seorang diktator yang telah memerintah dengan tangan besi selama lebih dari dua dekade akhirnya tumbang.
Tapi, setelah euforia itu, tak ada perayaan damai Yang muncul justru kekosongan.
Amerika Serikat dan sekutunya mungkin pandai menghancurkan, tapi ternyata tak cukup siap membangun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
