Pemkot PGA

Perang Irak 2003 Saat Dunia Menyaksikan Sebuah Negara Terpecah

Perang Irak 2003 Saat Dunia Menyaksikan Sebuah Negara Terpecah

--

BACA JUGA:Sejarah Gunung Sinabung: Menyimpan Daya Tahan Alam dan Dampak Bencana!

Setelah pasukan Saddam dikalahkan, tidak ada struktur pemerintahan yang benar-benar siap menggantikan. 

Lebih parah lagi, keputusan Washington membubarkan tentara Irak dan melarang mantan anggota Partai Ba'ath (partai penguasa era Saddam) untuk ikut serta dalam pemerintahan baru, menciptakan kekosongan otoritas yang berujung anarki.

Kelompok-kelompok militan bermunculan seperti jamur di musim hujan. 

Konflik sektarian antara Sunni dan Syiah memanasTerorisme menemukan ladang subur, Al-Qaeda bercokol di tanah Irak, dan beberapa tahun kemudian, ISIS lahir dari puing-puing kekacauan itu.

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Gunung Masurai: Jejak Letusan Purba dan Legenda Gaib di Tanah Jambi!

AS berharap demokrasi akan tumbuh seperti benih yang ditanam di tanah subur. 

Tapi Irak bukan ladang yang siap panen Demokrasi yang mereka bawa justru dianggap sebagai wajah lain dari penjajahan Pemilu memang digelar, tapi stabilitas tak kunjung hadir.

Pemerintahan yang terbentuk lebih sering dilanda korupsi dan perebutan kekuasaan internal dibanding melayani rakyat.

Rakyat Irak tak hanya kehilangan keamanan, tapi juga harapan Rumah sakit rusak. 

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Gunung Puti: Jejak Legenda dan Budaya Minangkabau!

Sekolah berhenti Listrik padam Sementara itu, perusahaan minyak asing mulai masuk, mengambil peran dalam menambang kekayaan Irak Ada yang bilang: minyaknya lebih aman daripada rakyatnya.

Kini, lebih dari dua dekade sejak invasi itu, Irak masih mencari pijakan. 

Saddam memang telah tiadaTapi bayangan rezimnya kadang justru tampak lebih teratur dibanding kekacauan yang menggantikannya.

Banyak warga Irak berkata kami tak rindu diktator, tapi kami rindu ketertiban.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait