Mengulik Sejarah Gunung Api Banda: Sang Penjaga Rempah di Ujung Timur Indonesia!
Mengulik Sejarah Gunung Api Banda: Sang Penjaga Rempah di Ujung Timur Indonesia!-net:foto-
Kepulauan Banda adalah satu-satunya tempat di dunia yang menghasilkan pala dan fuli (bunga pala) secara alami hingga abad ke-17.
Dua komoditas ini sangat berharga bagi bangsa Eropa, khususnya saat masa kejayaan perdagangan rempah-rempah.
BACA JUGA:Menelusuri Penyebaran Islam di Sumatera: Jejak Sejarah dan Perkembangannya
Ketika bangsa Portugis pertama kali tiba di Banda pada awal abad ke-16, mereka disambut oleh sistem perdagangan lokal yang sudah mapan.
Namun, ketertarikan Eropa terhadap rempah membuat Banda menjadi titik strategis perebutan kekuasaan.
Setelah Portugis, Belanda datang dan mendirikan kekuasaan di bawah bendera VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). VOC membangun benteng-benteng dan melakukan monopoli ketat atas perdagangan pala.
Dalam prosesnya, tragedi besar pun terjadi. Pada tahun 1621, di bawah komando Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, Belanda melancarkan pembantaian terhadap penduduk asli Banda yang menolak tunduk pada monopoli.
BACA JUGA:Cikal Bakal Manusia Modern. Benarkah Pertama Kali Muncul di Afrika?
Gunung Api, yang menjulang di tengah-tengah kepulauan ini, menjadi saksi bisu dari seluruh tragedi dan perebutan kekuasaan tersebut.
Ia berdiri tak bergeming, menyaksikan bagaimana darah dan rempah membentuk jalannya sejarah global.
Keindahan Alam dan Warisan Budaya
Di balik sejarahnya yang kelam, Gunung Api Banda kini menjadi destinasi wisata bagi pecinta alam dan sejarah.
Di bawah lautnya, kawasan ini merupakan salah satu situs penyelaman terbaik di dunia.
BACA JUGA:Pejuang Muda dari Timur Kisah Heroik Martha Christina Tiahahu yang Terlupakan
Lava bekas letusan telah membentuk terumbu karang baru yang menjadi rumah bagi ribuan spesies laut. Gunung Api tak hanya memberi ancaman, tapi juga kehidupan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
