Bung Hatta, Sang Bapak Ekonomi yang Terselubung di Balik Bayang Soekarno
--
BACA JUGA:Yuk Mengenal Bukit Merese Destinasi yang Menyimpan Cerita Sejarah Lombok, Cek Faktanya!
Bung Hatta tidak hanya bicara. Ia membentuk, menyusun, dan mempraktikkan konsep koperasi dalam berbagai kesempatan.
Koperasi menurut Hatta adalah alat perjuangan rakyat untuk kemandirian, bukan sekadar organisasi ekonomi.
Ia menilai koperasi sebagai jalan tengah antara kapitalisme yang eksploitatif dan komunisme yang otoriter.
Dalam pidato-pidatonya, Hatta menekankan bahwa koperasi harus dikelola dengan transparansi, tanggung jawab, dan kesadaran kolektif.
BACA JUGA:Sejarah Benteng Tuwua: Saksi Perjuangan dan Warisan Budaya Kerajaan Bone di Sulawesi Selatan!
Ia bahkan rela turun langsung membina koperasi-koperasi rakyat pasca kemerdekaan.
Dengan dedikasinya ini, tak berlebihan jika Hatta dikenang sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Dalam posisinya sebagai Wakil Presiden, Hatta berbeda dari politisi biasa yang haus kuasa.
Ia justru dikenal sangat idealis dan bersih.
BACA JUGA:Bikin Kagum! Sejarah Bukit Cinta Tempat Damai Dengan Cerita Rakyat Penuh Makna
Ketika situasi politik berubah dan kekuasaan mulai condong pada sentralisasi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial yang ia perjuangkan, Hatta memilih mundur secara terhormat pada tahun 1956.
Baginya, prinsip lebih penting daripada jabatan.
Keputusan itu menandai bahwa Hatta memang lebih dari sekadar wakil.
Ia adalah negarawan sejati yang lebih peduli pada masa depan bangsa daripada kenyamanan pribadi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
