Fakta Mengejutkan Sejarah Pribumi Tersembunyi dalam Setiap Halaman Bumi Manusia

Sejarah pribumi adalah sejarah keberanian. 

BACA JUGA:Sejarah Candi Kalibukbuk: Menelusuri Jejak Hindu Kuno di Bali Utara yang Terlupakan!

Ia bukan hanya tentang perjuangan bersenjata, tetapi juga tentang perlawanan intelektual, kesadaran akan martabat, dan kemauan untuk menulis sejarah dengan tinta sendiri, bukan tinta penjajah. 

Lihat saja bagaimana tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara, Tan Malaka, dan tentu saja Pram, memilih jalur kata sebagai senjata.

Namun ironi datang dalam bentuk yang halus.

Kini, setelah merdeka lebih dari tujuh dekade, kita kadang-kadang masih gagap membaca ulang sejarah kita sendiri. 

BACA JUGA:Sejarah dan Keajaiban Alam Bukit Jamur: Formasi Batu yang Menyerupai Jamur di Ngawi, Jawa Timur!

Buku-buku pelajaran kita kerap membungkus fakta dengan selimut tipis nasionalisme yang kaku. Pribumi kembali menjadi istilah yang rumit kadang dijadikan tameng politik, kadang dilupakan demi globalisasi.

Bumi Manusia tidak mengajak kita bernostalgia, tapi menyodorkan cermin apakah kita sudah cukup adil terhadap sejarah kita sendiri? Apakah kita masih menilai manusia dari status sosial dan asalnya, atau sudah berani menilai berdasarkan pikirannya?

Sejarah tidak selalu milik pemenang. 

Kadang, sejarah tertulis justru menyingkirkan suara-suara kecil yang seharusnya lantang, Maka, tugas kita hari ini bukan hanya membaca ulang sejarah, tapi juga menuliskannya ulang dengan jujur. 

BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Gunung Sanggabuana: Menelusuri Keindahan Alam, Peranannya dalam Sejarah Perjuangang!

Agar generasi mendatang tak lagi bertanya "siapa kita", melainkan berkata dengan mantap: "Kami tahu dari mana kami berasal."

Karena bumi ini adalah milik semua manusia terutama mereka yang pernah ditindas di atasnya. Dan sejarah pribumi bukan catatan luka semata, tapi juga api yang tak pernah padam, menunggu untuk kembali menyala di hati yang sadar.

Sumber: