Menelusuri Jejak Spiritual dan Sejarah Pura Giri Arjuno di Lereng Gunung Arjuno!

BACA JUGA:Sejarah Monumen Sura dan Baya: Ikon Legendaris Kota Pahlawan

Lingkungan sekitarnya yang asri serta hawa pegunungan yang sejuk menambah kekhusyukan dalam menjalankan ibadah.

Pura ini dibagi dalam beberapa bagian utama: jaba pisan (halaman luar), jaba tengah (halaman tengah), dan jeroan (halaman dalam), di mana masing-masing bagian memiliki fungsi spiritual tersendiri.

Ritual-ritual keagamaan dilaksanakan secara berkala, terutama saat hari-hari besar keagamaan seperti Galungan, Kuningan, dan Hari Raya Pagerwesi.

Fungsi Spiritual dan Budaya

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Danau dan Gunung Merbabu: Warisan Alam, Budaya, dan Mitologi di Jawa Tengah

Banyak peziarah datang untuk bermeditasi dan melakukan semedi di area sekitar pura, karena diyakini tempat ini memiliki energi spiritual yang kuat.

Tidak sedikit pula komunitas spiritual dari berbagai daerah mengadakan kegiatan ritual dan doa bersama di sini.

Pura ini juga sering dijadikan tempat upacara adat seperti melasti (pensucian diri dan alam), serta sebagai titik pemberangkatan ritual napak tilas spiritual ke puncak Gunung Arjuno.

Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur yang dianggap bersemayam di gunung tersebut.

Pelestarian dan Tantangan

BACA JUGA:Sejarah Monumen Sura dan Baya: Ikon Legendaris Kota Pahlawan

Sebagai situs spiritual dan budaya, Pura Giri Arjuno menghadapi tantangan dari sisi pelestarian. Letaknya yang terpencil membuat akses menuju lokasi cukup sulit, terutama saat musim hujan.

Namun, komunitas Hindu setempat bersama dengan pemerintah daerah terus berupaya menjaga kelestarian pura ini, baik dari sisi fisik maupun spiritualnya.

Kegiatan bersih pura, pemeliharaan bangunan, dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga warisan budaya menjadi agenda rutin.

Sumber: