Pemkot PGA

Menelusuri Sejarah Candi Ijo: Menyingkap Jejak Peradaban Kuno di Puncak Bukit Yogyakarta!

Menelusuri Sejarah Candi Ijo: Menyingkap Jejak Peradaban Kuno di Puncak Bukit Yogyakarta!

Menelusuri Sejarah Candi Ijo: Menyingkap Jejak Peradaban Kuno di Puncak Bukit Yogyakarta!-net: foto-

PAGARALAMPOS.COM - Candi Ijo merupakan salah satu peninggalan sejarah yang menarik untuk ditelusuri, baik dari segi arsitektur, lokasi, maupun nilai budayanya.

Terletak di perbukitan sebelah timur Yogyakarta, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, candi ini menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu yang belum banyak diketahui orang.

Meskipun tidak sepopuler Candi Prambanan atau Borobudur, Candi Ijo menyimpan kekayaan sejarah yang layak diungkap lebih dalam.

Lokasi Strategis di Puncak Bukit

BACA JUGA:Apa yang Disembunyikan Karang Bolong Selama Ratusan Tahun?

Letaknya yang tinggi menjadikan Candi Ijo sebagai kompleks candi tertinggi di Yogyakarta.

Dari sini, pengunjung bisa menikmati panorama alam yang luas, termasuk pemandangan Bandara Adisutjipto, Candi Prambanan, bahkan hingga ke laut selatan jika cuaca cerah.

Penempatan candi di ketinggian bukanlah tanpa alasan. Dalam tradisi Hindu dan Buddha, tempat tinggi dianggap sebagai tempat suci yang lebih dekat dengan alam ilahi.

Ini memperkuat dugaan bahwa Candi Ijo dibangun untuk keperluan spiritual, sekaligus menunjukkan kecanggihan masyarakat masa lalu dalam memilih lokasi yang strategis baik secara geografis maupun simbolis.

BACA JUGA: Mengungkap Tabir Gelap Pantai Payangan, Sejarah Terlupakan dan Ritual Tersembunyi

Asal Usul dan Perkiraan Waktu Pembangunan

Berdasarkan temuan arkeologi dan prasasti yang ditemukan di sekitar kompleks, Candi Ijo diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10 Masehi, pada masa Kerajaan Medang (Mataram Kuno) yang bercorak Hindu.

Salah satu prasasti penting yang ditemukan di lokasi ini adalah Prasasti Poh, yang ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan berisi informasi tentang kehidupan masyarakat pada masa itu, termasuk sistem pajak dan strata sosial.

Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit siapa penguasa yang memerintahkan pembangunan Candi Ijo, arsitektur dan gaya reliefnya memiliki kesamaan dengan candi-candi lain pada masa Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait