Yuk Simak! Menguak Asal Usul Suku Madura Jejak Peradaban dari Zaman Neolitik
Yuk Simak! Menguak Asal Usul Suku Madura Jejak Peradaban dari Zaman Neolitik-Kolase by Pagaralampos.com-Pagaralam.pos
BACA JUGA:Mengapa Suku Aneuk Jamee di Pesisir Barat Aceh Unik? Temukan Informasinya di Sini!
Semua itu merupakan hasil dari perjalanan sejarah panjang yang membentuk Suku Madura sebagai etnis yang unik, tangguh, dan memiliki peran penting dalam keragaman budaya Indonesia.
Asal-Usul Suku Madura
Berdasarkan informasi dari buku The History of Madura karya Samsul Ma’arif, Pulau Madura dulunya didiami oleh masyarakat berbudaya neolitik yang datang dari wilayah utara sekitar 2.000 tahun sebelum Masehi.
Setelah menetap selama ratusan tahun, para pendatang tersebut berkembang biak dan tersebar ke berbagai wilayah di Pulau Madura serta daerah sekitarnya.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan Pajajaran dan Daftar Raja yang Pernah Berkuasa
Di setiap tempat yang mereka tinggali, mereka cenderung membentuk komunitas yang berpusat di kawasan dengan tanah subur atau lingkungan yang mendukung kehidupan.
Menurut pandangan seorang akademisi bernama Mardiwarsito, istilah “Madura” berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti indah, elok, manis, lembut, dan ramah.
Ada pula pendapat lain yang menyebutkan bahwa nama Madura diambil dari sebuah daerah di India yang memiliki nama serupa dan iklim kering seperti di Pulau Madura.
Bahasa, Pakaian, dan Rumah Adat Suku Madura
BACA JUGA:Gaza di Ambang Lupa: Ketika Warisan Sejarah Terkubur oleh Konflik
Mengacu pada kajian berjudul Dialektika Bahasa Madura, Dialek Bangkalan yang ditulis oleh Fitria Dewi dan kolega,
bahasa Madura termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, yang juga mencakup bahasa Jawa, Sunda, Melayu, serta beberapa bahasa lain di Asia Tenggara dan Madagaskar.
Bahasa Madura memiliki sejumlah dialek yang berbeda sesuai wilayahnya, yaitu dialek Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, dan Kangean.
Dalam hal busana tradisional, masyarakat Madura identik dengan baju sakera dan penutup kepala berupa destar atau odheng. Odheng tidak hanya berfungsi sebagai ikat kepala, tetapi juga sebagai penanda status sosial.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
