Sejarah dan Misteri Gunung Lewotobi: Kisah Cinta Terlarang, Ritual Gaib, dan Murka Alam di Flores Timur!

PAGARALAMPOS.COM - Di balik keindahan alam Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, berdirilah sepasang gunung kembar yang sarat akan cerita mistis dan sejarah: Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.

Kedua gunung ini tak hanya menyuguhkan panorama alam yang memesona, tetapi juga menyimpan kisah-kisah lama yang terus hidup dalam masyarakat lokal.

Gunung ini seakan menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Asal Usul Nama dan Keunikan Gunung Kembar

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Legenda Si Pitung: Pahlawan Rakyat dari Betawi!

Nama "Lewotobi" berasal dari bahasa lokal, di mana "lewo" berarti kampung atau wilayah, dan "tobi" dapat dimaknai sebagai ‘kembar’.

Maka, Lewotobi secara harfiah berarti “kampung kembar” atau “gunung kembar.”

Uniknya, dua gunung ini tidak hanya disebut kembar karena letaknya berdekatan, tetapi juga karena dipercaya mewakili simbol laki-laki dan perempuan—sebuah dualisme yang menggambarkan keseimbangan dalam kehidupan.

Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki ketinggian sekitar 1.584 meter, sedangkan Lewotobi Perempuan sedikit lebih tinggi, yaitu sekitar 1.703 meter.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Legenda Puteri Pukes: Kisah Cinta dan Kutukan dari Tanah Gayo!

Keduanya merupakan gunung berapi aktif dan pernah mengalami beberapa kali erupsi dalam catatan sejarah, salah satunya pada awal tahun 2023 yang sempat memaksa warga sekitar mengungsi.

Cerita Rakyat: Asal Mula Gunung Kembar

Salah satu kisah paling dikenal di kalangan masyarakat Flores Timur adalah legenda tentang sepasang kekasih yang dikutuk menjadi dua gunung.

Konon, mereka adalah pasangan muda yang cintanya tak direstui oleh keluarga. Karena nekat melarikan diri dan menikah tanpa restu, mereka dihukum oleh kekuatan gaib dan berubah menjadi gunung.

Sumber: