Pemkot PGA

Suara Andong di Malam Hari: Mitos Mistis Yogyakarta yang Menyihir Pengunjung

Suara Andong di Malam Hari: Mitos Mistis Yogyakarta yang Menyihir Pengunjung

Suara Andong di Malam Hari: Mitos Mistis Yogyakarta yang Menyihir Pengunjung-net-

PAGARALAMPOS.COM - Yogyakarta, sebuah kota yang kaya akan budaya dan tradisi, menyimpan beragam mitos menarik di balik kisahnya.
 
Salah satunya adalah mitos mengenai suara andong yang terdengar di malam hari. Konon, bagi para pelancong dari luar kota yang mendengarnya, suara ini diyakini membuat mereka betah berlama-lama di Yogyakarta.
 
Suara andong ini digambarkan seperti derak roda yang berpadu harmonis dengan derap kaki kuda. Masyarakat setempat percaya bahwa suara tersebut merupakan sambutan dari Kanjeng Ratu Kidul, yang menyambut kedatangan para pendatang.
 
 
Tak jarang, suara ini juga disertai oleh dentingan lonceng kecil, menambah suasana mistis yang melingkupi malam. Selain suara andong, terdapat pula mitos lain, seperti suara gamelan dan drumband yang sering terdengar di malam hari.
 
Namun tidak semua suara ini memiliki nuansa mistis. Sebagai pusat kebudayaan tradisional, Yogyakarta menjadi rumah bagi banyak seniman yang sering berlatih di malam hari.
 
Oleh karena itu, suara gamelan di malam hari mungkin saja berasal dari latihan mereka. Begitu pula suara drumband yang bisa jadi datang dari latihan para taruna atau warga lokal.
 
 
Misteri Suara Lonceng dan Andong
 
Berbeda dengan suara gamelan dan drumband, suara andong sering kali dianggap sebagai bagian dari mitos. Banyak pengunjung melaporkan telah mendengar derak roda, derap kaki kuda, hingga lonceng andong di tengah malam.
 
Namun, sebagian dari mereka tidak sadar akan adanya mitos ini dan beranggapan bahwa suara tersebut hanya berasal dari andong yang biasa beroperasi di Yogyakarta.
 
 
Meskipun demikian, ada pula yang merasa aneh dengan kehadiran suara itu, terutama saat terdengar di waktu-waktu yang tidak lazim.
 
Meski masih menjadi teka-teki, kisah-kisah seperti ini merupakan salah satu kekayaan budaya lokal. Sebagai bagian dari folklore, mitos ini terus hidup dalam ingatan generasi demi generasi, memberikan makna yang sering kali terhubung dengan dimensi gaib.
 
 
Suara andong yang diasosiasikan dengan sambutan Kanjeng Ratu Kidul menambah daya tarik Yogyakarta sebagai kota yang penuh cerita dan tradisi.
 
Meskipun mitos ini bukanlah ancaman, kepercayaan akan hal ini sepenuhnya terserah pada individu masing-masing.
 
Yang pasti, mitos ini menjadi bukti hidup bahwa budaya lokal tetap melestarikan dan berkembang seiring berjalannya waktu (Kabarjoglosemar).

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait