Sejarah Keraton Sambaliung: Jejak Kejayaan Kesultanan di Kalimantan Timur!

PAGARALAMPOS.COM - Di tepian Sungai Berau yang tenang, berdiri sebuah bangunan megah yang menjadi saksi bisu kejayaan masa lampau—Keraton Sambaliung.

Lebih dari sekadar bangunan bersejarah, keraton ini adalah pusat kekuasaan dan simbol budaya Kesultanan Sambaliung yang pernah berjaya di Kalimantan Timur.

Di balik dinding-dinding kayunya tersimpan kisah tentang pemerintahan, diplomasi, hingga perlawanan terhadap kolonialisme.

Artikel ini akan mengajak kita menelusuri sejarah berdirinya Keraton Sambaliung, perannya dalam masyarakat, serta upaya yang dilakukan untuk menjaga warisannya agar tetap hidup hingga kini.

BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Banua Tada: Warisan Budaya dan Identitas Masyarakat Buton!

Sejarah Berdirinya Keraton Sambaliung

Dalam situasi politik yang dinamis, Sultan Alimuddin mendirikan Keraton Sambaliung sebagai pusat pemerintahan baru. Dari sinilah berbagai kebijakan penting dikeluarkan, membentuk jalannya sejarah wilayah Berau.

Di masa kejayaannya, Sambaliung tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga poros perdagangan.

Hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara semakin kuat, dan pelaut-pelaut dari berbagai negeri singgah di Berau untuk berdagang rempah-rempah, hasil bumi, dan kayu ulin yang terkenal akan ketahanannya.

BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Dulohupa: Simbol Musyawarah dan Kearifan Lokal Gorontalo!

Namun, kedatangan Belanda mulai mengubah dinamika kekuasaan di wilayah ini. Kesultanan Sambaliung harus berhadapan dengan berbagai tekanan politik dan ekonomi dari kolonialisme.

Peran Keraton Sambaliung dalam Kehidupan Masyarakat

Sebagai pusat pemerintahan, Keraton Sambaliung tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya, tetapi juga memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat.

Pusat Administrasi dan Pengambilan Keputusan

Sumber: