Tari Pakarena, Peninggalan Kerajaan Gowa Memiliki Sejarah Makna yang Mendalam Tentang Kehidupan!

PAGARALAMPOS.COM - Kamu mesti tahu bahwa dari Gowa, Sulawesi Selatan, ada sebuah tarian daerah bernama Tari Pakarena. tarian ini relatif terkenal bagi rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan. 

Tari Pakarena umumnya dibawakan oleh lima hingga tujuh penari perempuan   yg membawa kipas dan  mengenakan pakaian adat.

Tarian ini masih lestari sampai kini serta sudah menjadi kekuatan tradisi masyarakat Gowa semenjak usang. 

Engkau bisa lebih mengenal, melestarikan, mengkaji, sampai mendalami keliru satu tarian tradisional yang satu ini, mulai dari sejarahnya, maknanya, gerakannya, serta propertinya pada artikel ini.

BACA JUGA:Sejak Zaman Kerjaan Tarumanegara, Isu Jakarta Banjir sudah Menjadi Perhatian

Sejarah Tari Pakarena

Di era saat ini, tarian wilayah yang satu ini lebih acapkali ditampilkan sebagai pertunjukan hiburan.

Tapi engkau  harus memahami bahwa Tari Pakarena sendiri asal berasal Gowa yg secara historis adalah tarian peninggalan dari Kerajaan Gowa. 

Tari Pakarena mulai berkembang di masa pemerintahan Sultan Hasanuddin atau Raja Gowa XVI. Tarian ini dibina serta dilestarikan eksklusif pada pada keluarga Kerajaan Gowa.

BACA JUGA:Keunikan dan Keindahan Rumah Adat Honai di Papua: Kisah Sejarah Dibalik Keunikan Rumah Honai!

Maka dari Sultan Hasanuddin, I Limatakontu, ikut mengembangkan tarian ini sampai ke Permaisuri I Mallombassi Daeng Mattawang asal Ipetta Nisali.

Tari Pakarena awalnya diperuntukkan sebagai wahana upacara ritual Suku Makassar. pada masa silam, tarian ini masih bernama Sere Jaga yg berarti ‘tak tidur semalam suntuk’ atau ‘waspada’. 

Namanya berubah berasal Sere Jaga menjadi Pakarena karena “Sere Jaga” disebut keramat untuk disebutkan tanpa memandang ketika dan  tempat. 

Pakarena sendiri berasal berasal kata “karena” yg berarti main serta “pa” yg berarti si/oleh. sebagai akibatnya Pakarena bisa diartikan menjadi “sang pemain”.

Sumber: