Keunikan Tradisi Suku Maya: Simbol Peradaban Megah di Dunia Barat
Keunikan Tradisi Suku Maya: Simbol Peradaban Megah di Dunia Barat-Foto: net -
Sekitar tahun 250 M, Maya memasuki masa Klasik, ditandai dengan pembangunan monumen-monumen besar yang mencatat tanggal-tanggal menggunakan kalender Hitungan Panjang.
Selama periode ini, berbagai negara kota berkembang pesat dan terhubung melalui jaringan perdagangan yang luas.
Dua kota besar, Tikal dan Calakmul, mendominasi dataran rendah sebagai rival utama.
BACA JUGA:Sejarah Jejak Gunung Puntang dan Misteri yang Menyelimutinya
BACA JUGA:Tragedi Titanic: Kisah Pilu yang Terukir Abadi dalam Sejarah Perjalanan Laut
Di sisi lain, kota Teotihuacan dari Meksiko tengah juga memiliki pengaruh signifikan terhadap politik dinasti di wilayah Maya.
Namun, pada abad ke-9, peradaban Maya mengalami kemunduran drastis, yang ditandai dengan ditinggalkannya banyak kota besar dan perpindahan populasi ke wilayah utara.
Masa Pascaklasik: Kebangkitan dan Kolonisasi
Pada periode Pascaklasik, kota-kota seperti Chichen Itza di wilayah utara mulai bangkit kembali, sementara kerajaan Kiché di dataran tinggi Guatemala memperluas kekuasaannya.
Namun, kehadiran Kekaisaran Spanyol pada abad ke-16 membawa perubahan besar. Setelah perjuangan panjang, kota terakhir Maya, Nojipeten, jatuh ke tangan Spanyol pada tahun 1697.
BACA JUGA:Jejak Sejarah di Medan: 4 Bangunan Bersejarah yang Menceritakan Kisah Kota
BACA JUGA:Mengungkap 4 Bangunan Bersejarah di Pusat Kota Medan yang Wajib Dikunjungi
Politik dan Budaya Maya
Pada masa klasik, sistem pemerintahan Maya berpusat pada konsep "raja ilahi," yang dianggap sebagai penghubung antara dunia manusia dan dunia spiritual.
Jabatan raja diwariskan secara turun-temurun, dan calon raja diharapkan menjadi pemimpin yang tangguh, terutama dalam perang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: