Jejak Kerajaan Islam di Pulau Jawa: Pilar Peradaban dan Warisan Budaya Nusantara
Jejak Kerajaan Islam di Pulau Jawa: Pilar Peradaban dan Warisan Budaya Nusantara-Foto: net -
2. Kerajaan Pajang
Setelah runtuhnya Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang muncul sebagai penerus pada tahun 1549. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya, yang lebih dikenal sebagai Jaka Tingkir, dan berpusat di wilayah Pajang (kini Boyolali, Jawa Tengah).
BACA JUGA:Menelusuri Gunung Prau: 6 Fakta Sejarah dan Alam yang Memukau
BACA JUGA:Sejarah Perjuangan Bangsa. Dibalik Kemegahan Monumen Pancasila Sakti Ternyata Ada Kisah Tragis Ini
Kerajaan Pajang menandai peralihan pusat kekuasaan Islam dari pesisir ke pedalaman Jawa.
Langkah ini memperkuat pengaruh Islam di wilayah pedalaman, yang pada saat itu masih kental dengan tradisi Hindu-Buddha. Integrasi budaya ini menghasilkan kebudayaan Jawa-Islam yang unik dan khas.
Pada masa Sultan Hadiwijaya, Pajang mengalami masa kejayaan dan melakukan ekspansi ke sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Timur.
Namun, setelah wafatnya Sultan Hadiwijaya, kerajaan ini mulai melemah akibat perebutan kekuasaan dan akhirnya tunduk di bawah kekuatan Kesultanan Mataram.
3. Kesultanan Mataram
Kesultanan Mataram didirikan pada akhir abad ke-16 oleh Sutawijaya. Puncak kejayaannya terjadi pada masa Sultan Agung (1613–1645), yang dikenal sebagai pemimpin berani dalam upaya melawan kekuatan Belanda melalui VOC di Batavia.
BACA JUGA:Miliki Banyak Suku dan Adat Istiadat. Inilah Fakta Menarik Suku Timor Nusa Tenggara
BACA JUGA:Bagaimana Suku Amungme Menghadapi Dunia Modern? Ini Ceritanya!
Meski serangan Sultan Agung ke Batavia belum membuahkan kemenangan penuh, Kesultanan Mataram tetap menjadi kekuatan besar di Jawa.
Selain fokus pada aspek militer dan politik, Mataram juga berkembang sebagai pusat kebudayaan Islam-Jawa.
Berbagai karya sastra, seni, serta tradisi budaya lahir dan berkembang pesat pada masa ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: