Mengapa Suku Kurdi Tidak Memiliki Negara? Perjuangan Tanpa Akhir!

Meskipun ada perbedaan dialek, bahasa Kurdi tetap menjadi pengikat kuat bagi orang Kurdi di seluruh dunia. Mereka juga memiliki tradisi yang kaya dalam seni,

musik, sastra, dan tari. Salah satu simbol budaya Kurdi yang paling terkenal adalah "Newroz", perayaan Tahun Baru Kurdi yang jatuh pada 21 Maret, yang menandai musim semi dan simbol kebebasan.

Orang Kurdi juga dikenal dengan keramahannya serta tradisi gotong royong dan solidaritas sosial yang kuat.

Mereka memiliki sistem keluarga besar yang sangat penting, di mana hubungan antar anggota keluarga dan komunitas sangat dihargai.

BACA JUGA:Apa yang Membuat Kurma Begitu Khas dan Penuh Sejarah? Simak Penjelasannya!

Ketidakpastian Politik dan Aspirasi Kemerdekaan

Meski memiliki budaya dan identitas yang sangat kuat, orang Kurdi tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mendirikan negara yang merdeka.

Pembagian wilayah Kurdi yang terjadi setelah Perang Dunia I, terutama melalui Perjanjian Sykes-Picot pada 1916, menyebabkan orang Kurdi terpecah di antara beberapa negara.

Meskipun ada upaya untuk membentuk negara Kurdi, terutama di Irak dan Suriah, keinginan ini sering kali ditanggapi dengan kekerasan dan represi oleh negara-negara besar seperti Turki, Iran, dan Irak.

Di Turki, misalnya, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berjuang untuk kemerdekaan Kurdi telah terlibat dalam konflik bersenjata dengan pemerintah Turki selama beberapa dekade.

Di Irak, setelah invasi AS pada tahun 2003, wilayah Kurdistan memperoleh otonomi yang lebih besar, namun tetap terikat dalam struktur negara Irak yang lebih luas.

Di Suriah, warga Kurdi sempat menikmati beberapa tingkat otonomi, tetapi situasi politik yang tidak stabil membuat mereka harus berhadapan dengan ancaman dari berbagai pihak.

BACA JUGA:7 Ulama yang Terkenal Perjuangannya dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Dampak Sosial dan Ekonomi

Keadaan ketidakpastian politik ini berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari orang Kurdi.

Sumber: