Pernikahan Suku Tidung: Mengapa Pasangan Tidak Boleh Mandi 3 Hari setelah Menikah? Ini Alasannya!
Pernikahan Suku Tidung: Mengapa Pasangan Tidak Boleh Mandi 3 Hari setelah Menikah? Ini Alasannya!--
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bahasa Besemah: Salah Satu Bahasa Tertua di Indonesia!
Dalam pandangan masyarakat Tidung, mandi setelah menikah dapat dianggap sebagai simbol pembersihan atau penghilangan energi yang terjalin di antara pasangan pengantin.
Oleh karena itu, pasangan harus menunggu selama tiga hari agar ikatan mereka semakin kuat dan terjaga.
Proses ini diyakini membantu pasangan tersebut untuk lebih dekat dengan alam dan mewujudkan kebersamaan yang tulus.
Namun, tradisi ini bukanlah hal yang mudah dilakukan bagi sebagian pasangan pengantin, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan kebiasaan ini.
BACA JUGA:Bukan Cuma Makanan, Tapi Sejarah Bakwan yang Menarik! Tahu Tidak?
Tentu saja, selama tiga hari tersebut, pasangan akan merasa tidak nyaman karena mereka tidak diperkenankan mandi atau membersihkan tubuh mereka.
Meski demikian, mereka tetap menjalani ritual ini dengan penuh pengertian dan rasa hormat terhadap adat dan budaya yang telah lama ada dalam suku Tidung.
Pernikahan dalam tradisi Tidung juga melibatkan berbagai prosesi lain yang tidak kalah menarik, seperti prosesi buang atau pemberian seserahan, yang biasanya berupa barang-barang simbolis yang menandakan ikatan keluarga baru yang terbentuk.
Selain itu, upacara adat yang digelar biasanya juga dihadiri oleh seluruh keluarga besar dan tetangga, yang turut serta memberikan doa dan harapan baik untuk pasangan pengantin.
BACA JUGA:Apa yang Membuat Kurma Begitu Khas dan Penuh Sejarah? Simak Penjelasannya!
Seiring berkembangnya zaman dan pengaruh modernisasi, beberapa tradisi, termasuk Medudun atau Medok, mulai mengalami perubahan.
Banyak pasangan pengantin yang memilih untuk tidak mengikuti tradisi ini atau hanya menjalani sebagian kecil dari ritualnya.
Namun, bagi masyarakat Tidung yang masih memegang teguh adat istiadat mereka, tradisi ini tetap menjadi bagian penting dalam proses pernikahan dan dianggap sebagai cara untuk menjaga keharmonisan serta kelangsungan hidup rumah tangga mereka.
Secara keseluruhan, tradisi Medudun atau Medok merupakan simbol dari kekuatan adat dan budaya suku Tidung, yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan, keharmonisan, dan keberkahan dalam pernikahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: