Apakah Pria Suku Mosuo Tidak Memiliki Peran Sebagai Ayah? Temukan Fakta Menariknya!

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bahasa Besemah: Salah Satu Bahasa Tertua di Indonesia!

Keunikan sistem ini tidak berhenti pada hubungan antara pria dan wanita, tetapi juga meluas pada pola pengasuhan anak.

Anak-anak suku Mosuo dibesarkan oleh ibu mereka atau oleh keluarga ibu, sementara kakek-nenek, paman, dan bibi juga memainkan peran besar dalam pengasuhan.

Anak-anak tumbuh dengan rasa saling berbagi tanggung jawab, di mana seluruh keluarga besar bertanggung jawab untuk mendidik mereka, bukan hanya ibu tunggal.

Ini memberikan rasa kebersamaan dan kerjasama yang kuat dalam komunitas tersebut.

BACA JUGA:Apa yang Membuat Kurma Begitu Khas dan Penuh Sejarah? Simak Penjelasannya!

Sistem ini juga berdampak pada pandangan masyarakat Mosuo tentang konsep keluarga dan harta.

Harta, termasuk rumah dan tanah, diwariskan dari ibu kepada anak perempuan mereka.

Jika seorang wanita meninggal, anak perempuannya yang akan mewarisi kekayaannya, bukan anak laki-lakinya.

Ini menjadikan perempuan di suku Mosuo lebih mandiri secara finansial dan memiliki kekuatan yang cukup besar dalam menentukan arah hidup mereka.

BACA JUGA:Peradaban Suku Maya. Peninggalan Sejarah Terbesar Dunia

Namun, meskipun sistem ini memberikan kedudukan yang tinggi bagi perempuan, tidak berarti bahwa pria Mosuo tidak memiliki peran penting.

Mereka tetap berkontribusi dalam masyarakat, terutama dalam bidang pertanian atau sebagai pekerja dalam komunitas.

Tetapi, peran mereka dalam keluarga terbatas pada hubungan emosional dengan wanita, dan mereka tidak pernah terlibat langsung dalam pengasuhan anak-anak atau pewarisan harta.

Suku Mosuo menunjukkan bahwa ada banyak cara berbeda untuk menjalani kehidupan sosial, dan struktur matrilineal mereka menantang pandangan konvensional tentang keluarga, hak warisan, dan peran gender.

Sumber: