Apakah Pria Suku Mosuo Tidak Memiliki Peran Sebagai Ayah? Temukan Fakta Menariknya!

PAGARALAMPOS.COM - Suku Mosuo, yang tinggal di wilayah pegunungan di provinsi Yunnan dan Sichuan, Tiongkok, memiliki struktur sosial yang unik, yang membedakannya dari banyak Suku lainnya di dunia.

Salah satu aspek yang paling mencolok dalam kehidupan masyarakat Mosuo adalah peran perempuan sebagai pusat keluarga dan pemegang hak atas anak-anak serta harta.

Konsep ini sangat kontras dengan sistem patriarki yang ada di banyak budaya, di mana pria biasanya berperan sebagai kepala keluarga dan pemilik harta warisan.

Di suku Mosuo, yang dikenal dengan julukan "Suku Matrilineal", garis keturunan diturunkan melalui pihak ibu.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam di Pagar Alam: Dari Puyang Awak Hingga Masjid Perdipe

Ini berarti bahwa anak-anak mengikuti nama dan harta ibunya, bukan ayah mereka.

Dalam struktur sosial ini, wanita berperan sebagai pengurus rumah tangga dan pengambil keputusan utama dalam keluarga.

Mereka memiliki kekuasaan penuh atas hak-hak ekonomi dan sosial, termasuk dalam hal pewarisan harta.

Pria di suku Mosuo, meskipun dapat memiliki hubungan dengan perempuan, tidak pernah menjadi ayah atau memiliki tanggung jawab keluarga seperti dalam masyarakat patriarkal.

BACA JUGA:Analisis Arkeologis Penemuan Kota Kuno Maya di Hutan Meksiko: Mengungkap Sejarah yang Tersembunyi

Alih-alih menikah, pria Mosuo mengadopsi sistem "walking marriage" (pernikahan berjalan).

Yang memungkinkan mereka memiliki hubungan romantis dengan wanita tanpa tinggal bersama atau membentuk rumah tangga secara permanen.

Dalam sistem ini, seorang pria hanya mengunjungi wanita yang dipilihnya pada malam hari, dan setelah itu, masing-masing kembali ke rumah mereka.

Dengan demikian, pria tidak pernah tinggal di rumah bersama anak-anak mereka dan tidak pernah memiliki peran langsung dalam membesarkan mereka.

Sumber: