Tidak Pakai Air, Bagaimana Cara Wanita Suku Himba Mandi Asap dan Layani Tamu Suami!

Mereka akan mengoleskan campuran lemak sapi yang dicampur dengan bubuk merah dari tanah yang disebut otjize.

Campuran ini digunakan sebagai pelindung kulit dari paparan sinar matahari, menjaga kelembapan, serta memberikan warna kemerahan yang menjadi simbol kecantikan bagi suku Himba.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bahasa Besemah: Salah Satu Bahasa Tertua di Indonesia!

Peran Wanita dalam Keluarga dan Masyarakat

Di balik ritual mandi yang unik ini, wanita Himba juga memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan keluarga.

Mereka bertanggung jawab tidak hanya dalam urusan rumah tangga, tetapi juga dalam melayani tamu-tamu suami mereka, yang merupakan bagian dari tradisi pernikahan dalam suku Himba.

Dalam budaya ini, seorang suami seringkali memiliki lebih dari satu istri, dan wanita Himba harus menjaga hubungan yang harmonis di antara mereka.

Salah satu peran utama wanita dalam masyarakat Himba adalah memastikan bahwa tamu-tamu suami mereka dilayani dengan baik.

Ini berarti bahwa wanita Himba harus selalu siap menyediakan makanan, minuman, dan berinteraksi dengan para tamu dengan penuh rasa hormat dan keramahan.

Meskipun tampak berat, wanita Himba melihat hal ini sebagai bagian dari kontribusi mereka terhadap kelangsungan hidup komunitas dan keluarga.

BACA JUGA:Bukan Cuma Makanan, Tapi Sejarah Bakwan yang Menarik! Tahu Tidak?

Menjaga Tradisi dan Identitas Budaya

Bagi wanita Himba, mandi asap bukan hanya sekadar ritual kebersihan tubuh, tetapi juga simbol dari keberadaan mereka dalam masyarakat yang keras.

Mereka menjaga tradisi ini dengan bangga sebagai identitas budaya mereka, meskipun tantangan hidup yang mereka hadapi jauh lebih berat dibandingkan dengan banyak kelompok etnis lainnya.

Masyarakat Himba terus melestarikan cara hidup tradisional ini meski semakin banyak pengaruh dari luar yang mencoba masuk ke dalam kehidupan mereka.

Sumber: