Anak-Anak Sudah Menjadi Dewasa di Suku Mangaia? Kehidupan Bebas Pasangan yang Mengguncang!
Anak-Anak Sudah Menjadi Dewasa di Suku Mangaia? Kehidupan Bebas Pasangan yang Mengguncang!--
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bahasa Besemah: Salah Satu Bahasa Tertua di Indonesia!
Bagi mereka, pernikahan bukan hanya tentang komitmen jangka panjang, melainkan juga tentang penikmatan hidup dan pemenuhan kebutuhan biologis serta sosial.
Dari sudut pandang mereka, kehidupan bersama pasangan tidak mengharuskan ikatan yang terlalu ketat, dan mereka diajarkan untuk merayakan kebebasan serta kebahagiaan dalam hubungan yang lebih fleksibel.
Namun, fenomena ini tidak serta merta tanpa kontroversi.
Di luar Suku Mangaia, banyak pihak menganggap perilaku tersebut sebagai hal yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat global yang lebih mengutamakan kesetiaan dan monogami.
BACA JUGA:Bukan Cuma Makanan, Tapi Sejarah Bakwan yang Menarik! Tahu Tidak?
Kritik juga datang dari mereka yang menganggap bahwa anak-anak yang terjun terlalu cepat ke dalam dunia dewasa, terutama dalam hal hubungan dan pernikahan, bisa kehilangan kesempatan untuk menikmati masa muda mereka yang seharusnya menjadi masa untuk belajar dan berkembang.
Meski demikian, masyarakat Mangaia berpegang pada prinsip yang sudah mengakar sejak lama.
Mereka percaya bahwa dengan mengajarkan kebebasan dalam hubungan, mereka dapat membentuk individu yang lebih bebas, tidak terikat oleh norma sosial yang mengekang, dan dapat mengekspresikan diri mereka dengan cara yang lebih jujur.
Masyarakat ini juga menganggap bahwa pengalaman dalam hubungan sejak dini mengajarkan mereka tentang tanggung jawab, kedewasaan, dan cara mengelola kehidupan pribadi dengan bijak.
BACA JUGA:Apa yang Membuat Kurma Begitu Khas dan Penuh Sejarah? Simak Penjelasannya!
Pada akhirnya, kehidupan di Suku Mangaia adalah contoh ekstrem dari cara pandang yang sangat berbeda tentang apa artinya menjadi dewasa.
Di sini, anak-anak sudah dipaksa untuk beradaptasi dengan dunia orang dewasa sejak usia muda, dengan kebebasan dalam banyak hal, termasuk dalam hal pasangan hidup.
Hal ini tentu saja memberi pelajaran tentang keragaman budaya di dunia, yang mungkin berbeda jauh dengan cara hidup kita di tempat lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: