Mengungkap Makna Tersembunyi Kanibalisme dalam Tradisi Suku Papua yang Telah Ada Selama Ratusan Tahun
Mengungkap Makna Tersembunyi Kanibalisme dalam Tradisi Suku Papua yang Telah Ada Selama Ratusan Tahun-Foto: net -
Praktik kanibalisme ini terakhir kali terjadi pada 2006, ketika seorang pria yang dituduh sebagai khuakhua hampir dimakan oleh keluarganya.
Setelah itu, praktik ini berkurang berkat pengaruh dari pemerintah, gereja, dan pendidikan.
BACA JUGA:Tonggak Sejarah Persatuan Indonesia Memaknai dan Pengaruh Hari Sumpah Pemuda
BACA JUGA:Angklung: Sejarah dan Peranannya dalam Budaya Indonesia yang Mendunia
Suku Asmat
Suku Asmat, yang mendiami daerah pesisir barat daya Papua, juga dikenal dengan tradisi kanibalisme yang erat kaitannya dengan kepercayaan mereka terhadap roh leluhur dan siklus hidup-mati.
Mereka percaya bahwa setiap kematian disebabkan oleh tindakan seseorang, baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, mereka merasa perlu untuk membalas dendam dengan membunuh dan memakan orang yang mereka anggap bertanggung jawab atas kematian tersebut.
BACA JUGA:Kekayaan Sejarah Pasemah Dibalik Historis Megalitikum Yang tak Terwariskan
BACA JUGA:Sudah Tahu Tentang Sejarah Gunung Puntang? Ayo Temukan Keindahannya di Pendakian!
Selain itu, mengonsumsi daging musuh diyakini akan memberikan kekuatan dan kemampuan mereka.
Salah satu insiden terkenal adalah hilangnya Michael Rockefeller, putra Wakil Presiden AS Nelson Rockefeller, pada tahun 1961.
Rockefeller diduga dibunuh dan dimakan oleh suku Asmat, meskipun hal ini tidak pernah terbukti. Sejak tahun 1970-an, pengaruh pemerintah dan modernisasi membuat praktik kanibalisme ini berkurang.
Suku Dani
Suku Dani, yang mendiami dataran tinggi Papua, terkenal dengan tradisi perang antar suku. Mereka melakukan kanibalisme dalam konteks ritual perang dan penghormatan kepada orang mati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: