Pegunungan Meratus: Surga Tersembunyi dengan Mitos yang Menyala-nyala?
Pegunungan Meratus: Surga Tersembunyi dengan Mitos yang Menyala-nyala?--
Masyarakat Dayak Meratus hidup bergantung pada hasil hutan, namun mereka memiliki aturan adat yang ketat dalam pemanfaatan sumber daya alam, yang menunjukkan kesadaran ekologis tinggi.
Mereka percaya bahwa jika alam dirusak, roh penjaga pegunungan akan marah, dan hal ini dapat menyebabkan bencana bagi seluruh masyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat Dayak Meratus menjalankan tradisi pelestarian hutan yang disebut "Mandi Harak."
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kerajaan Kutai: Inilah 7 Peninggalan Berharga yang Perlu Anda Ketahui!
Dalam tradisi ini, mereka melakukan ritual untuk menyucikan diri dan alam, yang diyakini dapat menjauhkan malapetaka serta menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Melalui tradisi ini, Pegunungan Meratus tidak hanya memiliki nilai ekologis tetapi juga menjadi simbol kelestarian budaya yang telah dijaga turun-temurun.
Pegunungan Meratus sebagai Destinasi Wisata dan Konservasi
Selain menjadi kawasan penting bagi masyarakat lokal, Pegunungan Meratus mulai dikenal sebagai destinasi wisata alam dan konservasi.
Banyak wisatawan yang datang untuk mendaki, menikmati pemandangan alam, serta berinteraksi dengan budaya Dayak.
BACA JUGA:Mau Tahu Sejarah Galeri Nasional Indonesia? Simak Ini!
Namun, pemerintah dan masyarakat Dayak Meratus tetap berhati-hati dalam mengelola pariwisata ini agar tidak mengganggu ekosistem dan nilai sakral yang ada.
Di sisi lain, Pegunungan Meratus juga menjadi kawasan konservasi untuk berbagai spesies langka, termasuk pohon ulin, anggrek hutan, dan berbagai jenis burung endemik.
Keindahan alam dan misteri yang melingkupi Pegunungan Meratus menjadikannya sebagai salah satu kekayaan alam dan budaya yang patut dilestarikan di Indonesia.
Pegunungan Meratus adalah lebih dari sekadar pegunungan yang indah.
BACA JUGA:Mengapa Raja Jayabaya Begitu Terkenal? Simak Sejarahnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: