Nyemantung dalam Budaya Besemah: Kenangan yang Memudar di Era Modern

Nyemantung dalam Budaya Besemah: Kenangan yang Memudar di Era Modern

Nyemantung dalam Budaya Besemah: Kenangan yang Memudar di Era Modern-Foto: net -

PAGARALAMPOS.COM - PDKT, atau pendekatan, adalah proses intim antara dua orang, biasanya pria dan wanita, yang ingin membangun hubungan khusus.

Tradisi ini telah ada sejak zaman dahulu, termasuk dalam budaya nasional Besemah di Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Salah satu metode PDKT dalam budaya Jeme Pagar Alam adalah Nyemantung. Nyemantung merupakan adat yang dilakukan di Bessema dan sekitarnya, sering kali secara berkelompok bersama teman-teman.

Di masa lalu, tradisi ini lebih sering dilakukan oleh pria, baik janda maupun lajang, di wilayah Bessema.

BACA JUGA:Pertempuran Ambarawa: Momen Bersejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia,

BACA JUGA:Warungboto: Jejak Sejarah yang Berubah Menjadi Destinasi Wisata Menarik

Dalam prosesnya, pria yang tertarik biasanya akan mengunjungi rumah wanita atau janda yang disukainya.

Sebelum kunjungan tersebut, ia akan mengirimkan surat yang berisi pesan untuk mengatur pertemuan dan memberi tahu wanita tersebut agar siap menyambut kedatangannya.

Saat tiba di rumah wanita yang dituju, pria tersebut tidak datang dengan tangan kosong.

Ia membawa bahan mentah seperti beras, kelapa, minyak sayur, ayam, dan bebek. Bahan-bahan ini kemudian dimasak bersama di rumah wanita tersebut, sehingga menciptakan suasana yang akrab.

BACA JUGA:28 Oktober 1928: Sejarah Sumpah Pemuda dan Semangat Persatuan Bangsa

BACA JUGA:Sejarah dan Kemunduran Kerajaan Majapahit: Simak Penjelasannya!

Selama menunggu makanan matang, mereka akan bercakap-cakap dan bersenda gurau. Setelah makanan siap, mereka akan menikmati hidangan bersama, biasanya setelah salat Isya.

Jika pria sudah jatuh cinta, hubungan mereka biasanya akan semakin dekat, terutama setelah momen panen padi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: