Menggali Sejarah Majapahit Melalui Prasasti: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Menggali Sejarah Majapahit Melalui Prasasti: Apa yang Bisa Kita Pelajari?-Foto: net-
Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Setelah kematian Gajah Mada pada 1364 dan Hayam Wuruk pada 1389, stabilitas Majapahit mulai terganggu. Kematian kedua pemimpin besar ini memicu sejumlah masalah, termasuk perselisihan suksesi yang mengarah pada perang saudara, yang dikenal sebagai Perang Paregreg.
Dalam konflik untuk memperoleh kekuasaan, Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk, dan Bhre Wirabhumi, putra dari selir Hayam Wuruk, terlibat dalam perseteruan. Akhirnya, Wikramawardhana menjadi pemimpin Majapahit hingga tahun 1427.
BACA JUGA:Mercusuar Tanjung Kalian: Sejarah dan Keberlanjutan dalam Navigasi Maritim
BACA JUGA:Jejak Sejarah di Tanjung Pinang: Rumah Kapiten Phang Tjong Toen
Setelah itu, kepemimpinan Majapahit berlanjut kepada beberapa pemimpin yang kurang berpengalaman.
Ratu Suhita (1429-1447) berupaya mengembalikan kejayaan Majapahit, namun tantangan yang dihadapi sangat besar.
Pada periode berikutnya, kerajaan ini mengalami kekosongan kepemimpinan dan penurunan yang semakin terlihat.
Puncak keruntuhan Majapahit terjadi dengan munculnya Kesultanan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa, pada tahun 1475.
BACA JUGA:Jejak Sejarah di Tanjung Pinang: Rumah Kapiten Phang Tjong Toen
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Wisma Ranggam: Dari Tempat Tinggal Pejabat Kolonial Hingga Situs Bersejarah
Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra Bhre Kertabumi, yang merasa kecewa dengan kondisi Majapahit.
Di bawah pimpinan Sultan Trenggana (1521-1546), Kesultanan Demak menyerang Majapahit, yang akhirnya menyebabkan runtuhnya kerajaan ini pada tahun 1527.
Peninggalan Sejarah
Majapahit meninggalkan banyak prasasti sebagai bukti sejarah kejayaannya. Beberapa prasasti penting yang ditemukan antara lain:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: