Istana Maimun Medan: Simbol Arsitektur Melayu dan Sejarah Kesultanan Deli
Istana Maimun Medan: Simbol Arsitektur Melayu dan Sejarah Kesultanan Deli--
Istana Maimun terdiri dari dua lantai dan memiliki 30 ruangan, yang meliputi aula utama, kamar tidur, ruang tamu, dan ruang penyimpanan.
Aula utama, yang sering digunakan untuk acara-acara penting dan upacara kerajaan, adalah bagian paling menonjol dari istana ini.
BACA JUGA:Mengenal Sriwijaya: Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Maritim yang Gemilang
Interior istana dihiasi dengan perabotan mewah dan ornamen khas, yang mencerminkan gaya hidup bangsawan Melayu pada masa itu.
Gaya arsitektur Istana Maimun sangat menarik karena merupakan hasil perpaduan berbagai pengaruh budaya.
Gaya Melayu terlihat dari bentuk atap yang melengkung dan ukiran kayu yang rumit.
Unsur Islam hadir dalam bentuk kaligrafi Arab yang menghiasi dinding-dinding istana.
BACA JUGA:Menyingkap Sejarah Pulau Kemaro: Cinta dan Legenda di Sungai Musi
Sementara itu, pengaruh Eropa terlihat dari pintu dan jendela besar yang mengikuti desain khas Belanda, serta penggunaan furnitur bergaya Eropa di dalam ruangan.
Masjid Al Mahsun, juga dikenal sebagai Masjid Raya Medan, adalah salah satu ikon arsitektur dan sejarah yang sangat terkenal di Kota Medan, Sumatera Utara.
Masjid ini dibangun pada masa kejayaan Kesultanan Deli, yang berperan penting dalam sejarah dan perkembangan kota Medan sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan.
Dengan keindahan arsitekturnya yang megah dan sejarah panjang yang melekat, Masjid Al Mahsun menjadi simbol religius dan kebanggaan masyarakat Muslim di Medan.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Jembatan Ampera: Landmark Palembang yang Bersejarah
Awal Pembangunan
Pembangunan Masjid Al Mahsun dimulai pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909 atas perintah Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam, Sultan Deli ke-9.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: