Menyusuri Sejarah Kesultanan Paser: Dari Kerajaan Lokal Menuju Pengaruh Kolonial

Menyusuri Sejarah Kesultanan Paser: Dari Kerajaan Lokal Menuju Pengaruh Kolonial

Menyusuri Sejarah Kesultanan Paser: Dari Kerajaan Lokal Menuju Pengaruh Kolonial--

Selama masa kejayaannya, Kesultanan Paser juga mengembangkan budaya dan seni yang dipengaruhi oleh Islam.

Bangunan-bangunan istana dan masjid mulai didirikan dengan gaya arsitektur khas Melayu-Islam.

Sistem pemerintahan yang berbasis hukum Islam juga diterapkan di bawah pimpinan seorang sultan yang dibantu oleh para pejabat kerajaan dan ulama.

BACA JUGA:Kedatuan Luwu: Dari Kejayaan Sejarah hingga Tradisi yang Hidup

Kemunduran dan Pengaruh Kolonial Belanda

Namun, pada akhir abad ke-18, Kesultanan Paser mulai mengalami kemunduran.

Salah satu penyebab utama kemunduran ini adalah meningkatnya pengaruh kolonial Belanda di wilayah Kalimantan Timur.

Belanda yang mulai masuk dengan misi dagang melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) kemudian berusaha menguasai jalur-jalur perdagangan strategis, termasuk wilayah Paser.

Perlahan-lahan, Kesultanan Paser kehilangan kedaulatannya dan mulai berada di bawah pengaruh kolonial Belanda.

BACA JUGA:Menggali Sejarah Kesultanan Langkat: Dari Kekuatan Politik hingga Warisan Budaya

Pada pertengahan abad ke-19, Kesultanan Paser resmi menjadi bagian dari Hindia Belanda setelah sultan terakhir Paser menandatangani perjanjian yang menyerahkan sebagian besar wilayahnya kepada Belanda.

Sejak saat itu, kekuasaan politik Kesultanan Paser terus meredup hingga akhirnya benar-benar hilang setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Warisan Budaya

Meskipun Kesultanan Paser telah tiada, warisan budaya dan sejarahnya masih terasa hingga kini.

Banyak masyarakat Paser yang masih menjaga tradisi kesultanan, baik dalam adat istiadat, seni, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: