Menguak Sejarah Kerajaan Kahuripan: Dari Kejayaan hingga Pembagian Kerajaan

Menguak Sejarah Kerajaan Kahuripan: Dari Kejayaan hingga Pembagian Kerajaan

Menguak Sejarah Kerajaan Kahuripan: Dari Kejayaan hingga Pembagian Kerajaan--

Pembagian Kerajaan Kahuripan

Pada akhir masa pemerintahannya, Airlangga menghadapi dilema terkait pewarisan takhta.

Dua putra Airlangga, Samarawijaya dan Mapanji Garasakan, bersaing untuk menggantikan dirinya.

BACA JUGA:Jejak Kejayaan Kesultanan Gowa: Warisan Sejarah dan Perjuangan di Timur Indonesia

Untuk menghindari konflik di masa depan, pada tahun 1045 M, Airlangga memutuskan untuk membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua kerajaan yang lebih kecil:

Kerajaan Janggala di wilayah timur dan Kerajaan Panjalu (atau Kadiri) di wilayah barat.

Keputusan ini dikenal sebagai pembagian kerajaan menjadi dua wilayah besar, yang kemudian menjadi cikal bakal dari dua kerajaan besar di Jawa Timur.

Janggala dan Panjalu akan terus bersaing selama beberapa generasi, yang puncaknya terjadi pada masa Raja Jayabaya dari Kerajaan Kadiri.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Kesultanan Dharmasraya dan Pengaruhnya dalam Perdagangan dan Politik

Pembagian ini juga menandai akhir dari masa kejayaan Kerajaan Kahuripan sebagai entitas tunggal, meskipun pengaruhnya tetap terasa di Jawa selama beberapa abad setelahnya.

Warisan Kerajaan Kahuripan

Meskipun Kerajaan Kahuripan hanya bertahan selama beberapa dekade, warisannya dalam sejarah Jawa dan Nusantara sangat signifikan.

Raja Airlangga tidak hanya dikenang sebagai pendiri kerajaan, tetapi juga sebagai pemimpin yang bijaksana dan mampu memulihkan kestabilan politik dan ekonomi di wilayah yang porak-poranda akibat perang.

Infrastruktur yang dibangun Airlangga, termasuk sistem irigasi dan jalan, masih digunakan oleh kerajaan-kerajaan berikutnya.

BACA JUGA:Kesultanan Deli: Sejarah, Kejayaan, dan Warisannya di Sumatera Utara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: