Konflik Timteng Meluas, Perdamaian Saudi-Israel Tipis
Konflik Timteng Meluas, Perdamaian Saudi-Israel Tipis-Kolase by pagaralampos.com-Net
Meski diajak berembug. Otoritas Palestina tetap memiliki kekhawatiran mendalam, andai kesepakatan damai Arab Saudi-Israel, benar-benar terlaksana. Apalagi, kesepakatan terdahulu (Israel-Mesir), Israel-Maroko, Israel- (UAE dan Bahrain), tidak menjadikan Israel bersungguh-sungguh ingin menyelesaikan konflik Timteng secara komprehensif.
Penyelesaian konflik Timteng yang komprehensif, adalah dengan kembalinya Israel ke perbatasan sebelum Perang enam hari 1967. Dimulai dengan penarikan Pasukan Israel dari Gaza dan Tepi Barat (West Bank).
Usulan dua negara di tanah yang sama, secara universal telah menjadi pemikiran banyak pihak, termasuk AS. Pada titik ini, Israel nampaknya bergeming dan menghindari pembicaraan itu.
BACA JUGA:Sinopsis Film You People, Konflik di dalam Hubungan Modern!
Meski kesepakatan Israel-Palestina sesungguhnya telah dimulai 1993 (Oslo/Norwegia), namun terus mengalami stagnasi akut, bahkan cenderung akan 'dilupakan'. Melepaskan Jerusalem Timur (Tepi Barat), yang di dalamnya terdapat Masjid Al Aqso, merupakan titik beku dan stagnasi itu.
Wajar Palestina cemas, bila perdamaian Arab Saudi-Israel sungguh-sungguh terlaksana. Sekiranya terwujud mendahului pembicaraan penyelesaian perbatasan sebelum 1967, Kemerdekaan Palestina makin "jauh panggang dari api".
Israel pun bakal semakin bergeming (cuek) untuk membicarakan isu Palestina yang 'lamat-lamat' (sayup) menghilang. Titik pengaruh Palestina menjadi tidak lagi penting, karena Israel telah memperoleh tonggak kokoh pengakuan Liga Arab (22 anggota), lewat perdamaiannya dengan Arab Saudi.
Di balik ini semua, sesungguhnya ada kecemasan AS, bila perdamaian Arab-Saudi dan Israel urung terlaksana. Serangan Hamas bersandi "Banjir Al Aqso" telah menggagalkan rencana mengikat aliansi besar mengurung Iran beserta proxy-nya.
BACA JUGA:Strategi Perang Diponegoro: Kekuatan Bandit dan Jebakan Bambu dalam Konflik Sejarah
Hamas telah menunda rencana besar AS mengamankan Israel, lewat kesepakatan 'maha-strategis' dengan Arab Saudi. Meski terdengar tetap ada upaya 'intermediate' mendorong perdamaian Arab Saudi-Israel tahun 2024 ini. Nihil rasanya.
Arab Saudi tak ingin mengambil risiko, sebelum Israel secara serius memberi kepastian pembebasan untuk rakyat Palestina.
Tujuannya menjepit Iran, kini tentu semakin sulit bagi AS. Menggagalkan rencana inisiatip China mendekatkan Iran ke Arab Saudi, juga tidak mudah. Serangan Hamas 7 Oktober 2023, telah mengubah peta geopolitik Timur Tengah dan dunia.
Bandul opini terhadap kematian 41.000-an rakyat Palestina kian mendapat simpati dunia. Prospek perdamaian Israel-Arab Saudi, makin sulit diraih . Perang regional, pun segera menyeret Lebanon seperti 1975-1990. Siapakah yang bisa menjadi penengah yang disegani? Peran AS, tentu ditunggu dunia. - Sabpri Piliang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: