Mengenal Hari Moyang: Penjelajahan ke Dalam Adat Suku Temuan di Malaysia
Mengenal Hari Moyang: Penjelajahan ke Dalam Adat Suku Temuan di Malaysia-Foto: net-
Mereka telah berbaur dengan berbagai suku lain, termasuk Melayu, Tionghoa, Bugis, dan Buton.
Namun, meskipun telah hidup berdampingan dengan suku-suku ini selama berabad-abad, keberadaan Suku Sekak kini berada di ambang kepunahan, baik dari segi jumlah maupun budaya.
Sejarah dan Peran Suku Sekak di Pulau Bangka Belitung
BACA JUGA:Mengenal Keunikan 5 Suku di Papua yang Menjaga Warisan Budaya Luhur, Ini Dia Nama Sukunya!
Suku Sekak dikenal sebagai ahli laut yang ulung.
Pada masa lalu, mereka memiliki peran penting sebagai pemandu kapal yang melewati perairan Bangka Belitung.
Pesisir Babel yang berlumpur pada waktu itu membuat navigasi menjadi sulit bagi kapal-kapal yang melintas, dan di sinilah peran Suku Sekak menjadi krusial.
Mereka dikenal sebagai "juru seberang" yang menguasai seluk-beluk perairan setempat, memandu kapal-kapal melewati perairan yang penuh tantangan.
BACA JUGA:Apa Saja Suku di Sumatera Selatan dan Bagaimana Mereka Mempertahankan Budayanya? Ini Daftarnya!
Namun, kehidupan tradisional Suku Sekak mulai mengalami perubahan signifikan pada tahun 1973-1974. Sejak itu, sebagian besar komunitas Sekak yang dulunya menetap di laut mulai pindah ke darat, terutama di Desa Baskara Bakti.
Perubahan ini mengakibatkan hilangnya sebagian besar dari mereka dari kehidupan laut yang menjadi identitas mereka selama berabad-abad.
Pada tahun 2009, larangan untuk melaut semakin memperparah kondisi ini, mengubah pesisir dan laut yang dulunya menjadi sumber penghidupan mereka menjadi lokasi penambangan timah laut.
Perubahan Ekonomi dan Kehidupan Suku Sekak
BACA JUGA:Selain Nikmat dan Lezat! Inilah Sederet Kuliner Khas Suku Besemah yang Wajib Kamu Cicipi
Dengan larangan melaut yang diberlakukan pada tahun 2009, Suku Sekak dipaksa mencari alternatif penghidupan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: